Management Strategy

Menyibak Potensi Investasi di Pulau Garam

Menyibak Potensi Investasi di Pulau Garam

Melalui Badan Pengembangan Wilayah Suramadu, pemerintah berupaya terus menarik investasi ke Pulau Madura, salah satunya dari sector pariwisata. Menurut Agus Wahyudi, Direktur Perencanaan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), dibutuhkan investasi senilai Rp 220 triliun untuk mengembangkan kawasan seluas 1.450 ha di wilayah Madura.

Adapun dari kebutuhan sebesar itu dana investasi yang sudah masuk sebesar R1,4 triliun. Meski demikian pihaknya optimis ke depan akan lebih banyak investor yang tertarik berinvestasi di Pulau yang kerap dijuluki Pulau Garam itu. “Sebab potensi ekonomi dan prospek bisnis ke depan memang sangat menjanjikan,” ujarnya di sela-sela acara Pertemuan Pengembang dan Investor Bidang Pariwisata dengan BPWS yang digelar jumat lalu (18/12) di Hotel Grand Mercure, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat .

Sementara itu Edwin Darmasetiawan, Direktur Pengembangan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menawarkan konsep Bleisure dalam pengembangan kawasan Madura. Konsep yang memadukan antara business dan leisure itu dinilai Edwin sangat cocok untuk kawasan Madura yang wilayahnya terkoneksi dengan kota berpenduduk terbesar kedua di Indonesia, yakni Surabaya melalui Jembatan Suramadu. “Adapun untuk menarik wisatawan kita bisa bekerja sama dengan perusahaan tour and travel. Saya yakin pasti bisa terwujud,” urainya.

Pulau Saebus di kawasan Pulau Madura

Panorama Mempesona Pulau Saebus di Kawasan Madura

Sejumlah infrastruktur dan fasilitas pengembangan kawasan ekonomi terpadu itu sudah mulai dibangun. Pemerintah pun berencana untuk membangun bandara yang bisa didarati pesawat berbadan lebar. Meski demikian saat ini sebuah bandara perintis, yakni Trunojoyo, sesungguhnya sudah tersedia di ujung timur Pulau Madura, yakni di Sumenep. Dipaparkan oleh Sukaryo, Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumenep, saat ini terdapat dua kali penerbangan ke Trunojoyo dari Bandara Juanda, Surabaya, yakni pada hari Kamis dan Jumat yang dilayani oleh Susi Air.

Dengan demikian pihaknya berharap akan banyak wisatawan baik domestik maupun asing yang berkunjung ke Madura, khususnya, Sumenep. Sukaryo sendiri memaparkan banyaknya potensi wisata di daerahnya yang berkelas internasional, lantaran keindahannya tak kalah dengan berbagai lokasi wisata tenar lainnya. ”

Terdapat 126 pulau yang masuk ke wilayah Sumenep. Jadi banyak obyek wisata potensial. Di antaranya wisata pantai, wisata reliji, wisata taman bawah air, eco tourisme, keratin satu-satu yang ada di Propinsi Jawa Timur adanya di Sumenep, banyak lagi,” urainya seraya menyebut saat ini sudah terdapat 500-600 orang wisatawan yang menyambangi Sumenep setiap akhir pekan.

Adapun Amir Syarifudin, Sekertaris Dinas Pariwisata Bangkalan menyebutkan, wilayahnya yang berlokasi di pintu gerbang Jembatan Suramadu, memiliki potensi wisata melimpah. “Di antaranya wisata bahari di kaki Jembatan Suramadu dan juga kerapan sapi,” paparnya.

Sementara itu, catatan kritis atas rencana pengembangan Madura sempat disodorkan oleh Dicky Bhakti, pengusaha pariwisata pemilik PT Darmakusala Waskitha Brana. Menurut Dicky yang mengelola Nongsa Resort di Batam, sebaiknya Madura dikelola oleh otorita khusus seperti Batam. Tujuannya demi kepastian dan percepatan proses perijinan.

“Jadinya mestinya perijinannya one stop point, satu atap. Kalau seperti sekarang, pengusaha ke BPWS, lalu ke pemda setempat juga, masih harus ke mana-mana. BPWS pun tidak punya otoritas untuk mendorong pemda. Dengan satu atap, satu pihak, maka investor ada kejelasan dan kepastian soal pajak dan juga alokasi lahan, jadi jelas,” pungkasnya.

Dicky sendiri tertarik untuk membangun lapangan golf sembilan lubang lengkap dengan cady house di atas lahan seluas 40 ha di Sumenep dengan investasi sebesar Rp80 miliar. Menurutnya, kontur alam di Sumenep yang diperindah dengan hutan jati dan cemara sangat menunjang rencananya itu. Meski saat ini dirinya sudah berminat, namun tetap dirinya harus menunggu respon pemerintah daerah Sumenep atas Letter of Intent yang disodorkannya. “Ya mau bagaimana lagi, kita kan harus tunggu pemda,” ujarnya penuh harap.

Eddy Dwinanto Iskandar


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved