Management

Metro TV Bidik Pendapatan Iklan Rp 1 Triliun

Metro TV Bidik Pendapatan Iklan Rp 1 Triliun

Industri pertelevisian masih mampu bertumbuh di tengah pesatnya perkembangan era digital. Metro TV mulai mengambil ancang-ancang untuk melaju. Mereka menargetkan pendapatan iklan mencapai Rp 1 triliun pada 2017. Saat ini, Metro TV memiliki jumlah produk yang beriklan terbanyak, lebih dari 650 brand.

“Kami sudah mendekati angka Rp 1 triliun di 2016. Secara psikologis, bisa dapat Rp 1 triliun, akan menambah percaya diri semua karyawan. Bahwa, kami mampu untuk sama dengan tivi-tivi hiburan yang mudah mendapat revenue,” ujar Suryopratomo, Direktur Utama Metro TV

Setelah mampu bertahan di 2008, Metro TV mulai berbenah dengan membuat training center di 2009. Setiap reporter harus mengikuti pelatihan di kelas selama satu tahun lamanya untuk mempelajari jurnalistik dasar. Kemudian, mereka ditempatkan di Media Indonesia untuk menjadi wartawan lapangan sehingga memahami cara mengemas berita dan menyampaikan berita secara baik dengan konteks yang baik. Setelah itu, mereka baru belajar teknik pertelevisian, bagaimana berbicara di depan TV.

Suryopratomo, Wakil Direktur Utama PT Media Televisi Indonesia.

“Setahun mereka menjadi reporter mula dan turun ke lapangan dan didampingi seniornya. Pada tingkat tertentu, bila mereka punya potensi untuk berkembang bagus, mereka kami training kembali. Saat ini, bekerjasama dengan Prasetiya Mulya,” ungkap Tommy, panggilan akrab Suryopratomo.

Menurut dia, semua media menjalankan perannya yakni mencerdaskan masyarakat. Nah, Metro TV melakukannya lewat beragam tayangan berita, yaitu Metro Pagi, Metro Siang, Metro Hari Ini, Prime Time News, Prime Talk, Top News, dan Metro Malam. Inilah tujuh produk utama Metro TV.

“Karena Metro TV adalah televisi berita. Di luar hard news, kami juga ada Selamat Pagi Indonesia. Di malam hari ada program Talk Show pendalaman seperti ekonomi dan politik yang inspiratif. Kami juga memiliki program-program dokumenter dan program investigasi,” Tommy menambahkan.

Dari segi rating, ujarnya, masyarakat Indonesia diketahui bukan seorang pengonsumsi informasi. Hanya saja, mereka menaruh perhatian besar pada event-event tertentu seperti Pilkada, Pilpres, dan kedatangan Raja Salman. Pada waktu-waktu itu, share Metro TV bisa naik hingga 7% dari biasanya hanya sekitar 4%.

“Tantangannya, adalah sama dengan filosofi pohon jati yang tumbuh besar ke atas dan tidak mudah untuk ditebang. Ada dua cara mematikannya yaitu dengan diberi racun dan disambar petir. Artinya, yang bisa merusak TV hanya dua, yaitu orang-orang yang tidak bekerja dengan optimal sehingga tidak menghasilkan produk berkualitas, dan bila tiba-tiba izinnya dicabut oleh pemerintah,” tutur dia. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved