Management Strategy

Faber Castell Wujudkan Ekonomi Kreatif dengan Komik

Faber Castell Wujudkan Ekonomi Kreatif dengan Komik

Pabrik pensil tertua di dunia, Faber Castell meluncurkan buku kompilasi komik strip dengan tema “Cuma di Indonesia”. Komik tersebut berisi kumpulan cerita dari para seniman muda yang menjadi pemenang lomba komik yang diadakn oleh Faber Castell.

Faber castell

Alasan pabrik yang sudah didirikan 254 tahun yang lalu itu mengadakan lomba tersebut adalah untuk memberikan wadah kepada para seniman dan masyarakat untuk semakin termotivasi dalam mengembangkan karya-karya mereka, khususnya dalam bidang seni lukis dan sastra.

Komik tersebut berisi 66 karya dari para pemenang di 11 kota yang ikut mengisi acara lomba. Bekerja sama dengan PT. Elex Media Komputindo, komik “Cuma di Indonesia” ini akan diedarkan 50 toko buku Gramedia di kota-kota besar.

Dua tahun yang lalu, Faber Castell juga sudah mengadakan berbagai lomba rutin demi mengasah potensi para seniman di Tanah Air. Managing Director Faber Castell Indonesia, Yandramin Halim, mengatakan bahwa Indonesia masih harus memperluas media-media untuk para seniman muda. “Potensi kreatifitas seniman Indonesia sebenarnya cukup besar, namun permasalahannya adalah kurangnya media atau wadah untuk mengapresiasi karya-karya mereka,” jelasnya.

Dia menambahkan, Indonesia masih belum memanfaatkan potensi-potensi yang bisa dijadikan aset negara tanpa harus “menggali bumi”. Artinya dengan tidak mengeluarkan modal materi, sebenarnya kita bisa mendatangkan devisa negara. Kreatifitas anak bangsa masih belum cukup diapresiasi di sini. Nah, komik ini bisa menjadi wujud ekonomi kreatif Indonesia agar tidak hanya bisa menggali sumber daya alamnya saja, tetapi juga mengembangkan potensi sumber daya manusianya,” ungkapnya.

Saat ditanya soal target penjualan, Yandramin mengaku, Faber Castell tidak memberikan target penjualan, justru malah memberikan modal atau jalan kepada para seniman.

Kontribusi komikus dalam memajukan perekonomian bangsa juga perlu dipertimbangkan. “Kita harus terlebih dulu mengajak masyarakat untuk tertarik pada dunia ilustrasi seperti komik ini. Jika berhasil lingkaran ekonomi akan tumbuh karna potensi-potensi atau pelakunya ada, yang perlu dibangun adalah infrastruktur dalam negeri, bagaimana si komik ini diserap dulu oelh masyarakat kita, jika ini terjadi lingkaran ekonomi akan tumbuh, dari mulai penerbitan, percetakan, kemudian retail, jadi masyarakat mendapatkan value, komikusnya juga mendapat keuntungan, kalau itu terus tumbuh kita bisa berjaya,” dia menguraikan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved