Management Strategy

Mungkinkah Indonesia Menjadi Sharia Hub?

Mungkinkah Indonesia Menjadi Sharia Hub?

Perkembangan bank syariah global mengalami pertumbuhan di atas 15% pertahun dengan total aset menyampai US$ 1 triliun dan diperkirakan akan terus bertambah. Demikian juga perkembangan bank syariah di Tanah Air. Pertumbuhannya mencapai 35% dalam lima tahun terakhir, lebih tinggi daripada bank konvensional.

Namun, peran perkembangan perbankan syariah global masih didominasi negara-negara teluk dan untuk Asia Tenggara, masih dimotori Malaysia. Terjadi perebutan untuk menjadi Sharia Hub antara Inggris, Dubai dan Malaysia.

Kondisi perbankan syariah di Indonesia memang mengalami pertumbuhan meski pangsanya masih relatif rendah yakni 5%, dibanding Malaysia yang sudah mencapai 20%. Target 20% merupakan ukuran bagi peranan Indonesia untuk menjadi Sharia Hub. Adapun posisi perbankan syariah Indonesia kini berada di posisi empat setelah Iran, Malaysia dan Saudi Arabia. Variabel yang paling menentukan posisi tersebut adalah jumlah bank syariah yang terdapat di Indonesia yang kini terdapat 11 Bank Umum Syariah dan 24 Unit Usaha Syariah, jumlah yang jauh lebih banyak dibanding tahun 2000 saat industri baru terbentuk.

Hingga akhir 2012, aset Perbankan Syariah telah mencapai hampir Rp 200 triliun sedangkan DPK dan Pembiayaan hampir Rp 150 triliun. Meski jika dilihat dari secara pertumbuhan (CAGR) nilainya lebih tinggi dari Perbankan Nasional, jika dieksplorasi peran perbankan syariah baru akan mencapai 10% pangsa pasar di taun 2017. Kemudian dari sisi pendanaan, bisnis perbankan syariah secara umum masih ditopang oleh portofolio deposito yang berkategori ‘dana mahal’.

Perkembangan perbankan syariah Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling stabil GDP volatility-nya. Kemudian rasio hutang GDP termasuk yang paling rendah meski hal ini dikarenakan memang pemerintah tidak banyak belanja infrastruktur. Menurut Iman Teguh Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah dalam seminar bertema “Enabling Indonesia Uniqueness to Bring Competitive Advantage of Islamic Banking” di Indonesia Banking Expo 2013 (24/5), tipikal pendorong pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia adalah society.

Pertumbuhan kelas menengah menjadi peluang besar bagi perkembangan perbankan syariah ke depan. Lebih lanjut, Iman memaparkan, basis pertumbuhan perbankan syariah nasional adalah maqasid syariah, berupa asas promotion deen, aspek aktualisasi, menjamin keturunan dan menjaga kekayaan. Setelahnya, basis pertumbuhan tersebut adalah geographical uniqueness, customized and innovative products, organizational capability & regulatory, product uniqueness, domestic market & community basis. Banyak potensi keunikan yang mampu memperbesar peluang Indonesia dalam perkembangan perbankan syariah tetapi seringkali masih terganjal persoalan regulasi maupun infrastruktur. “Maqasid Syariah oke, bangun sesuai karakteristik Indonesia”, tambah Iman.

Sementara itu, ekonom Umar Juoro yang juga hadir sebagai pembicara menilai bahwa keunikan terdapat pada musyarakah. Ia juga menitik beratkan pada pengetahuan akan teknologi dalam mengembangkan perbankan syariah. Lebih lanjut, ia menyebutkan perlunya meningkatkan keunggulan kompetitif bank syariah dengan memberikan dukungan lebih besar dari kebijakan fiskal dengan mengeluarkan sukuk yang penggunaannya untuk mendukung pembiayaan pinjaman bank syariah, pengembangan bank syariah dalam branchless banking, dibentuknya non-deposit taking bank syariah untuk pembiayaan infrastruktur, penyatuan bank syariah milik negara dan menambah modal untuk memperbesar skala bank syariah, netralitas pajak dan intensif, pembentukan Dewan Syariah di BI serta penyelesaian perselisihan bisnis secara syariah. (EVA)

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved