Management

"Nommunication", Kunci Inamori Balikkan Kondisi JAL

Oleh Admin
"Nommunication", Kunci Inamori Balikkan Kondisi JAL

Setelah ditawari beberapa kali, pengusaha Kazuo Inamori akhirnya menerima tawaran menjadi pimpinan di Japan Airlines (JAL). Penunjukan ini dilakukan Pemerintah Jepang, tepatnya sebelum Inamori memasuki umur 78 tahun. Ini adalah kali pertama dia masuk ke industri penerbangan. Sebelumnya ia adalah pendiri Kyocera Corporation, yakni sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk elektronik juga telekomunikasi.

“Saya menolak beberapa kali tawaran karena saya tidak tahu tentang maskapai penerbangan,” sebut Inamori kepada BBC.

Inamori yang kini menjabat sebagai Chairman Emeritus JAL, pun tidak mengetahui JAL saat itu sedang merugi bahkan mempunyai utang yang banyak. Ketika itu, maskapai ini mengajukan pailit dengan utang lebih dari 25 miliar dollar AS. Melihat kondisi itu, Pemerintah Jepang pun bertindak dengan menggelontorkan dana talangan dan menunjuk Inamori sebagai pimpinan yang baru.

Ia akhirnya menerima tawaran tersebut sekalipun ada masukan dari kerabatnya agar dia menolaknya. Apalagi, lelaki yang kini berusia 80 tahun ini tidak mempunyai pengalaman yang mumpuni di industri penerbangan. “Saya adalah seorang yang benar-benar amatir dalam industri transportasi,” kata Inamori.

Inamori mengambil jabatan tersebut tanpa bayaran. Ia pun beralasan, “Kalau kita tidak bisa menghidupkan kembali JAL, itu akan menjadi pukulan besar bagi perekonomian Jepang yang sedang berjuang.”

Tantangan besar tentu ditemui Inamori ketika memimpin JAL. Disebutkan dia, tantangan terbesar baginya adalah merubah budaya perusahaan yang kaku dan birokratis. Budaya tersebut berakar karena maskapai tadinya dimiliki oleh negara selama lebih dari tiga dekade walaupun privatisasi akhirnya terjadi pada tahun 1987.

“Saya merasa sangat tidak nyaman karena perusahaan sama sekali tidak seperti sebuah perusahaan swasta,” lanjutnya.

Ia bahkan terkejut karena tidak ada satupun pemimpin yang bisa menyatukan seluruh staf ketika krisis berlangsung. Kondisi ini tak menyurutkan semangat Inamori. Ia pun mengeluarkan senjata pamungkasnya yakni membuat seluruh pegawai bahagia.

“Filosofi sederhana saya adalah membuat seluruh staf senang,” ujar Inamori. Dia mengatakan, “Itu telah menjadi aturan emas saya sejak saya mendirikan Kyocera ketika saya berumur 27 tahun.”

Dia menegaskan bahwa bukan pemegang saham yang dibuat bahagia, melainkan setiap karyawan. Tepatnya, bagaimana membuat perusahaan di mana karyawannya bangga bekerja untuknya. “Banyak orang skeptis bahwa filosofi sederhana itu dapat bekerja, tetapi pada akhirnya, itu berhasil,” tuturnya.

Sesaat setelah pengangkatannya, maskapai pun menerbitkan sebuah buku kecil yang berisi filosofi Inamori. Perusahaan pun mengadakan sesi wajib bagi para stafnya. Namun, tak semua pegawai menyambut gembira filosofi tersebut pada awalnya.

Lalu, apa senjata pamungkas lainnya dari Inamori? Ia membawa beberapa kaleng bir setelah sesi atau kepada sejumlah karyawan yang lembur. Di Jepang, taktik ini disebut dengan nommunication. Artinya, komunikasi diselingi minum-minum sebagai bentuk percakapan bisnis informal. “Setelah satu atau dua kaleng bir, orang terbuka dan memberitahukan saya pendapat mereka yang jujur,” Inamori menyebutkan.

Menurut dia, persatuan di antara seluruh pegawainya merupakan kunci dari kebangkitan perusahaan. Secara keseluruhan, dia berbicara bahwa merosotnya kinerja JAL, juga beberapa perusahaan asal Jepang lainnya, karena kurangnya pemimpin bisnis yang tangguh.

Dia berpendapat, masyarakat setempat terlalu puas akan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa sejak akhir Perang Dunia II. Dalam dua dekade terakhir, ekonomi Jepang terus berjuang, padahal negara Sakura ini mempunyai teknologi, keahlian dan orang-orang yang hebat. “Sekarang, kita kekurangan pemimpin bisnis yang kuat, yang bisa membuat keputusan yang sulit dan menjadi inspirasi, orang yang bekerja keras agar perusahaan baik, bukan untuk pencapaian pribadinya,” sebut dia.

Penunjukkan Pemerintah atas dirinya sebagai pimpinan di JAL seolah-olah membuktikan pendapatnya tersebut. Yakni, Jepang kini tidak mempunyai pemimpin muda yang bisa diandalkan untuk tugas seperti yang ditangani Inamori.

Dengan nommunication-nya, Inamori telah berhasil membuat JAL menghasilkan uang lagi. Selain itu, ia juga membuat sejumlah keputusan, yakni salah satunya, mengurangi sejumlah rute penerbangan yang tak menguntungkan. Akhirnya, JAL pun telah kembali masuk (relisted) di Tokyo Stock Exchange. (Ester Meryana)

Sumber: BBC


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved