Management Strategy

Pasar Asuransi Berubah, Pendapatan Premi Terangkat

Pasar Asuransi Berubah, Pendapatan Premi Terangkat

Bisnis asuransi di Indonesia, masih menjanjikan. Hal ini tercermin dari jumlah penduduk yang sangat besar, yang kini lebih dari 250 juta jiwa, sementara itu di sisi lain angka penetrasi industri asuransi di Indonesia masih rendah.

Berdasar data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), per Desember 2014 industri asuransi jiwa membukukan pendapatan premi sebesar Rp167,76 triliun, naik 33,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp125,82 triliun. Sedangkan asuransi umum, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), secara nasional industri asuransi umum meraup premi sebesar Rp55,1 triliun, tumbuh 17,98 persen dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 46,7 triliun.

Pertumbuhan premi yang tinggi ini diharapkan dapat terus dijaga, mengingat angka pentrasi asuransi di Indonesia masih rendah. Berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai akhir 2014, angka penetrasi asuransi komersial hanya 1,74 persen. Angka tersebut merupakan perbandingan antara total premi bruto asuransi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB).

asuransi

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, memang ada peningkatan penetrasi karena pada tahun 2013 penetrasi asuransi berada di angka 1,65 persen. OJK menargetkan penetrasi industri asuransi mampu tumbuh 20 persen dalam rentang 2-3 tahun ke depan.

Harry H. Diah, Direktur Utama Avrist Insurance yang juga Anggota Pengawas Dewan Asuransi Indonesia menambahkan beberapa tahun ini ada perubahan di pasar di bisnis asuransi. Kini yang prospek di bisnis asuransi adalah mereka yang lebih terpelajar, memiliki cukup uang, dapat menerima dan tertarik dengan asuransi serta memiliki kepedulian dengan asuransi.

“Kebanyakan berasal dari kelompok middle class dan middle lower, memiliki kecenderungan untuk membeli yang simpel, dengan cara yang cepat, premi yang murah. Mereka ini ingin tahu perhitungannya, benefit yang akan mereka dapatkan, dan sedikit menekankan hubungan personal atau lebih akrab,” katanya.

Untuk menggenjok pertumbuhan bisnis asuransi, menurut Harry, diperlukan sosialisasi secara bersamaan oleh seluruh pelaku bisnis industri asuransi yang juga harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah melalui kebijakan dan peraturan yang di terbitkan seperti di negara-negara maju.

Sosialisasi ini bisa dilakukan dalam bentuk kegiatan edukasi yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan dari berbagai usia, yang didukung dengan adanya produk yang sesuai juga dengan kebutuhan konsumennya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved