Management Strategy

Pelindo III Kembangkan Teluk Lamong Menjadi Green Terminal

Pelindo III Kembangkan Teluk Lamong Menjadi Green Terminal

Bertanggung jawab mengelola pelabuhan di wilayah Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah, PT Pelabuhan Indonesia III, berbenah diri untuk terus melakukan metamorfosa. Saat ini Pelindo III mengoperasikan 43 pelabuhan yang dibagi menjadi 17 cabang di 7 provinsi.

Dalam 5 tahun terakhir, perusahaan berhasil membukukan pendapatan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 20 persen setiap tahun, dan peningkatan laba sebesar 22 persen per tahun. Kemudian terjadi peningkatan aset Rp 4,8 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 16 triliun di tahun 2015.

Kinerja keuangan yang cemerlang, membuat perusahaan yang memiliki target untuk menjadi leader di tahun 2030 ini, sedang gencar mengelola 5 pelabuhan untuk mendukung program tol laut, salah satunya ialah Pelabuhan Teluk Lamong.

Pelabuhan Teluk Lamong (doc. SWA)

Pelabuhan Teluk Lamong (doc. SWA)

“Pertama kami usahakan 5 pelabuhan siap untuk tol laut. Dalam 5 tahun terakhir ini untuk pelabuhan-pelabuhan tersebut kami melakukan investasi sebesar Rp 8,1 triliun. Ini sepenuhnya dari perusahaan tanpa bantuan pemerintah,” ungkap Djarwo Surjanto, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III, saat ditemui menjadi pembicara seminar Transformasi BUMN.

Dalam kebijakan program pemerintah terdapat 24 pelabuhan yang strategis. Dimana untuk Pelindo III mendapat bagian Tanjung Perak, Tanjung Emas, pelabuhan di Banjarmasin, Sampit, dll. Sedangkan lainnya merupakan pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo I, II, dan IV.

Untuk pembangunan Teluk lamong, BUMN itu melakukan kerja sama dengan Pelindo IV untuk windows connectivity. Dimana setiap kapal yang datang ke Pelabuhan Teluk Lamong, fasilitas dermaga sudah disiapkan tanpa perlu menunggu. Begitu juga saat kapal dari Teluk Lamong ke pelabuhan di Makassar, Pelindo IV sudah menyiapkan dermaga termasuk fasilitas bongkar muat.

Berdasarkan masterplan, Pelabuhan Teluk Lamong akan dibangun seluas 380 Ha, akan lebih luas dari Tanjung Perak yang hanya 300 Ha. Pelabuhan juga akan memiliki kapasitas 5,5 juta TEUs atau dua kali kapasitas saat ini. Kemudian di bagian barat pelabuhan akan dibangun fasilitas untuk me-handle bongkar muat kebutuhan pangan impor, yaitu kedelai, gandum, dll.

Nantinya pelabuhan tersebut dapat melakukan bongkar muat sebanyak 4000 ton dalam satu jam. Sehingga kapal yang berkapasitas 60 ribu ton dapat selesai dalam waktu 2 hari. “Tahap 1 pembangunan kami sudah lakukan reklamasi seluas 38 Ha,” kata pria lulusan pascasarjana (S2) jurusan Hydraulic Engineering dari IHE-Delft, Belanda ini.

Hebatnya seluruh infrastruktur dasar merupakan hasil karya Indonesia dan sinergi antar BUMN, yaitu kerjasama dengan perusahaan SAP dan diawasi konsultan BUMN PT Virama Karya (Persero). Lalu pembangunan dermaga merupakan hasil dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk, sedangkan pembangunan jembatan oleh PT Nindya Karya (Persero).

Djarwo Surjanto, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III dalam acara seminar Transformasi BUMN (doc. SWA)

seminar Transformasi BUMN (doc. SWA)

Selain itu, ada kontribusi PT PP (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dalam membangun terminal multipurpose. Akan tetapi untuk desain dan spesifikasi peralatan masih dibuat oleh perusahaan Finlandia yang memproduksi di Cina.

“Pelabuhan ini direncanakan akan menjadi green terminal untuk mengurangi emisi gas karbon. Sehingga akan menggunakan truk berbahan bakar gas (BBG). Jika non BBG, maka harus masuk di transit area, lalu muatan akan dibawa oleh truk teminal kami,” tuturnya.

Target Lain

Selain rencana besar Teluk Lamong, Pelindo III juga memiliki masterplan Pelabuhan Benoa yang dapat melayani cruise atau pelayaran pribadi. Kemudian melakukan kerjasama dengan Grup Pawon untuk transformasi penggunaan BBM menjadi BBG. Tahun ini mulai diberlakukan di Pelabuhan Benoa per Jan 2016.

Ada pula sinergi dengan non BUMN PT Astra Honda Motor dalam membangun kawasan industri di Gresik seluas 2000 Ha. Saat ini sudah terealisasi seluas 1000 Ha. Di bagian depan kawasan akan membangun sebuah pelabuhan yang hampir sama dengan Teluk Lamong.

Dimana lahan yang akan digunakan merupakan hasil reklamasi seluas 400 Ha. Sejauh ini sudah rampung 80 Ha. Tujuannya adalah mempersingkat jarak antara kawasan industri dengan pelabuhan. Dalam kerjasama ini ada pula sinergi tidak langsung dengan BUMN lain yang terlibat.

Semakin jeli melihat peluang, Pelindo III melakukan riset di Pelabuhan Tegal. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan lama yang dahulu digunakan untuk bongkar muat kayu. Hasil riset menunjukkan bahwa kegiatan nelayan dominan tetapi hasil tangkapan belum diolah, sehingga tidak punya nilai tambah.

“Kami kerjasama dengan UGM agar bagaimana mengubah pelabuhan jadi pusat industri perikanan. Diharapkan mendatangkan nilai tambah bagi nelayan di Tegal,” ujarnya.

Memasuki tahun 2016, Pelindo III memiliki target meningkatkan aset Rp 30 triliun disusul dengan rencana mengembangkan pelabuhan di Maumere, Kupang, Bima, dll. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved