Management Strategy

Pemasaran Investasi Pertama di 2016, Kepala BKPM Kunjungi Tiongkok

Pemasaran Investasi Pertama di 2016, Kepala BKPM Kunjungi Tiongkok

Profil Tiongkok sebagai salah satu negara sumber utama investasi di Indonesia mulai terasa. Hal ini ditandai dengan langkah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyelenggarakan kegiatan pemasaran investasi ke Tiongkok selama tiga hari mulai sekarang (14/1). Kegiatan ini merupakan pemasaran investasi ke luar negeri yang pertama di tahun 2016. Dalam kegiatan pemasaran investasi ini, Kepala BKPM Franky Sibarani berencana melakukan kegiatan one on one meeting dengan beberapa perusahaan yang diindikasikan berminat untuk berinvestasi di Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, menyampaikan kegiatan pemasaran investasi kali ini akan difokuskan di Shanghai dan Suzhou, dengan fokus perusahaan-perusahaan di bidang kelistrikan, industri baja, serta industri galangan kapal. “Tim marketing officer investasi BKPM untuk Tiongkok berkoordinasi dengan KJRI Shanghai dan Indonesia Chamber of Commerce (INACHAM), telah mengidentifikasi perusahaan yang mengindikasikan minat investasi ke Indonesia. One on one meeting yang diselenggarakan diharapkan dapat mempercepat realisasi dari minat tersebut,” ujarnya.

bkpm

Tiongkok termasuk termasuk negara teratas yang mencatatkan nilai rencana investasi di Indonesia. BKPM mencatat sepanjang tahun 2015, pengajuan izin prinsip dari Tiongkok yang masuk ke BKPM mencapai angka Rp 277 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura sebesar Rp 203 triliun dan Jepang sebesar Rp 100 triliun.

“Sementara dari sisi realisasi investasi, kami mencatat dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi Tiongkok rata-rata tumbuh 66% per tahun, dari US$ 174 juta pada tahun 2010 menjadi lebih dari US$ 800 juta tahun lalu,” jelasnya.

Sebelumnya, BKPM juga mencatat ada dua investor asal Tiongkok yang telah memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam. Dua perusahaan RRT tersebut bergerak di bidang usaha industri penggilingan baja dan perusahaan aktivitas pelayanan pelabuhan laut. Masing-masing nilai investasi yang dicatatkan oleh investor RRT tersebut adalah US$ 460 juta (atau sekitar Rp 6,21 triliun dengan kurs Rp 13.500), dan US$ 81,5 juta (atau setara dengan Rp 1,1 triliun).

Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.

Tiongkok merupakan salah satu negara prioritas BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris. Selain 10 negara prioritas tersebut pada tahun 2016, BKPM menambahkan 9 negara sebagai prioritas pemasaran investasi di antaranya Hong Kong, India, Thailand, Vietnam, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan Rusia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved