Management Trends zkumparan

Pemerintah Bentuk Holding Perasuransian dan Penjaminan Lewat IFG

Ilustrasi asuransi (Foto: Istimewa)

Indonesia Financial Group (IFG) resmi ditetapkan sebagai BUMN holding perasuransian dan penjaminan BUMN. Penetapan ini merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan ModalNegara ke dalam Modal Saham PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) yang sekarang menjadi IFG.

Adapun 9 anggota holding yang tergabung dalam IFG adalah PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja, dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama dan PT Bahana Kapital Investa. Per Maret 2020, IFG mencatatkan konsolidasi aset sebesar Rp72,5 triliun.

“Sebagai BUMN holding perasuransian dan penjaminan, IFG akan menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya asuransi, investasi, dan penjaminan yang akuntabel, prudent, dan transparan dengan tata kelola perusahaan yang baik dan penuh integritas,” kata Robertus BiIlitea, Direktur Utama IFG dalam acara peluncuran IFG (20/10/2020)

Sinergi tersebut diharapkan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan stabilitas dan inklusi keuangan nasional, memperkuat daya saing di sektor asuransi dan penjaminan, serta memperkuat fungsi investasi dalam ekosistem asuransi nasional, terutama di dalam BUMN.

Sebagai salah satu pilar utama penggerak industri finansial di Indonesia, IFG akan ikut menopang perekonomian nasional melalui adanya transfer risiko, penguatan fungsi investasi dan perbaikan kelayakan kredit.

“IFG sebagai BUMN holding perasuransian dan penjaminan hadir tidak semata-mata hanya untuk meningkatkan aspek bisnis dari industri bisnis asuransi saja, tetapi juga melakukan konsolidasi bisnis-bisnis yang ada di dalam group IFG, melakukan kolaborasi, integrasi serta efisiensi di semua aspek bisnis IFG sebagai group usaha,” ujar Rizal Ariansyah, Direktur Keuangan dan Umum IFG.

Lebih jauh dia mengatakan bahwa pihaknya akan berperan sebagai BUMN dengan melakukan penugasan dari pemerintah seperti penyelenggaraan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam masa pandemi covid-19 ini. Untuk memperkuat ekosistem, perusahaan membentuk IFG Life yang menawarkan bisnis asuransi. Sebagaimana diketahui bahwa pasar asuransi jiwa di Indonesia sangat besar.

Total aset industri asuransi per Juli 2020 adalah senilai Rp703 Triliun atau setara dengan 4\% terhadap Produk Domestik Bruto. Namun demikian, segmen ini masih didominasi oleh perusahaan asuransi internasional. Oleh karena itu, IFG Life akan berfokus pada 3 lini bisnis utama, yaitu layanan proteksi, baik untuk asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, serta program DPLK yang bertujuan untuk menyiapkan dana pada saat peserta pensiun.

“Kami optimis, dengan hadirnya IFG Life dapat mendobrak pasar asuransi nasional dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya di bidang proteksi jiwa, kesehatan, serta dana pensiun, dan termasuk melakukan migrasi portofolio jiwasraya yang telah selesai direstrukturisasi (oleh pihak Jiwasraya),” ucap Pantro Pander Silitonga, Direktur Bisnis IFG.

IFG nantinya, memiliki peran dan tanggung jawab terhadap anggota holding yang terdiri dari beberapa aspek yakni aspek strategis, aspek finansial, aspek manajemen risiko dan aspek operasional. Dalam aspek strategis yang berkaitan dengan proses menghasilkan rencana-rencana dan kebijakan IFG dalam mencapai strategi yang tepat untuk diimplementasikan hingga tahap evaluasi strateginya untuk menilai tingkat efektivitas terhadap ekspektasi dan pencapaian tujuan IFG.

Dalam aspek finansial, IFG akan mendukung dan melakukan review atas kebutuhan modal anggota holding, melakukan monitoring dan evaluasi atas penggunaan dana. Sehingga penyertaan modal negara pada IFG akan disalurkan secara tepat jumlah, waktu dan sasaran.

Sementara, dalam aspek manajemen risiko dan operasional, perusahaan akan memastikan agar semua lini usaha yang dijalankan oleh anggota holding berjalan dengan dasar tata kelola manajemen yang baik menghindari perebutan pangsa pasar serta pricing war, serta berfokus pada pengembangan produk dan pemasaran terintegrasi, dan efisiensi operasional dengan shared services.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved