Management Strategy

Pengembang Berebut Kota Baru Walini

Oleh Admin
Pengembang Berebut Kota Baru Walini

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Dwi Wiryawan mengklaim, perusahaan pengembang swasta menyatakan tertarik menggarap Kota Baru Walini. “Banyak developer swasta juga menyatakan tertarik untuk mengembangkan di situ,” kata dia di Bandung, Rabu, 2 Desember 2015.

Hanggoro menolak merinci perusahaan pengembang yang sudah mendekati PT KCIC yang berencana mengambangkan kawasan perkebunan teh Walini di Kabupaten Bandung Barat. Walini akan disiapkan menjadi salah satu stasiun perhentian terbesar kereta api cepat Bandung-Jakarta.

Menurut Hanggoro, perwakilan Disneyalnd di Amerika juga akan mengirim tim untuk melihat langsung kawasan Walini yang disiapkan menjadi kota mandiri. “Mereka juga akan kirim tim ke situ,” kata dia.

Kebun Teh Walini (Foto: polygonowner.wordpress.com)

Kebun Teh Walini (Foto: polygonowner.wordpress.com)

Hanggoro sebelumnya mengatakan, kawasan Walini akan dikembangkan menjadi kota mandiri selain menjadi salah satu stasiun pemberhentian kereta api cepat Bandung-Jakarta. Di kawasan itu rencananya akan dibangun wahana hiburan. Pengelola Disneyland di Amerika salah satu yang ditawari, dan menyatakan tertarik.

Total kawasan milik PT Perkebunan Nusantara VIII di Walini yang akan dikembangkan berkisar 2.900 hektare. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pemerintah provinsi menginginkan kawasan itu menjadi kota baru.

“Yang akan dikembangkan untuk TOD (stasiun pemberhentian kereta cepat) 1.720 hektare, kemudian akan dikembangkan lagi menjadi kota baru 3 ribu hektare, selanjutnya akan menjadi 10 ribu hektare,” kata dia di Bandung, Rabu, 2 Desember 2015.

Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan, sudah lama menyiapkan rencana mengembangkan kota baru di kawasan Walini. “Sekarang ketemu momentumnya di kereta cepat,” kata dia.

Kereta api cepat Bandung-Jakarta akan menempuh jarak 150 kilometer dari kawasan Halim di Jakarta dan berakhir di Tegalluar di Kabupaten Bandung. Tegalluar di Kabupaten Bandung yang menjadi lokasi perhentian kereta api cepat itu berada persis bersebelahan dengan kawasan Gedebage, hanya terpisah jalan tol Padalaran-Cileunyi. Kawasan yang akan dikembangkan di stasiun perhentian terakhir kereta api cepat itu luasnya 430 hektare.

Mayoritas rencana trase kereta cepat Bandung-Jakarta akan memanfaatkan lahan di pinggir jalan tol dari Tegallluar menuju Padalarang, dilanjutkan ke Jatiluhur sebelum memotong ke Karawang. Dari Karawang trasenya akan mengikuti lagi jaloan tol lewat Bekasi hingga berakhir di kawasan Halim di Jakarta.

Sebagian lintasannya akan dibangun elevated atau melayang, juga menembus terowongan. Sepanjang rute tersebut, kereta api cepat itu akan melewati sejumlah terowongan dengan panjang keseluruhan 20 kilometer, di antaranya di daerah Walini. Terowongan yang paling panjang jaraknya 5 kilometer.

Kereta api cepat itu akan melintasi empat stasiun pemberhentian. Salah satu stasiun pemberhentian terbesar di Kota Raya Walini. Kereta api cepat dengan teknologi dari Cina itu dirancang memiliki kecepatan maksimal 350 kilometer per jam. Tahap awal, kecepatannay akan dibatasi 200 kilometer perjam sehingga rute Jakarta-Bandung akan ditempuh 45 menit.

Taksiran biaya membangun kereta api cepat menembus US$ 5,5 miliar. PT KCIC menargetkan kereta cepat beroperasi pada 2019 dan tarifnya berkisar Rp 200 ribu.

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) merupakan perusahaan patungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan China Railway International Co Ltd. PT Pilar Senegi BUMN Indonesia merupakan konsorsium empat BUMN yakni PT Wika, PT Kereta Api Indonesia, PT Perkebunan Nusantara VIII, serta PT Jasa Marga yang mendapat penugasan membangun kereta api cepat Bandung-Jakarta.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved