Pemerintah Menteri menawarkan ORI 012 untuk mendorong masyarakat ikut membiayai negara. “Seperti Jepang, utang (luar negeri) mereka sedikit karena masyarakatnya ikut andil dalam pembiayaan negara dari pembelian surat serupa,” kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Menurutnya, Indonesia perlu membangun basis domestik untuk memperkecil utang. “APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) yang ideal adalah APBN dengan pajak yang kuat dan utang yang dibiayai oleh masyarakat sendiri,” katanya.

Menurut dia, pemerintah mengeluarkan ORI untuk pendalaman pasar keuangan. Pemerintah juga ingin memiliki basis investor domestik mengingat investor yang dimiliki Indonesia cukup besar. SUN ritel ini memberi akses untuk investor kecil dan menengah untuk turut berpartisipasi. Kedua, untuk pembiayaan APBN.

Dana yang dihimpun dari ORI 012 ditargetkan sebesar Rp 20 triliun. Tapi, tidak tertutup kemungkinan batas penyerapan dinaikkan jika permintaan meningkat. Masa penawaran hingga 15 Oktober mendatang. ORI 012 menawarkan kupon 9% dengan tenor 3 tahun. Jumlah minimum pemesanan Rp 5 juta dengan jumlah maksimum pemesanan Rp 3 miliar.

Dalam kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian ini, pemerintah mendorong semua pihak untuk realistis. Salah satu tujuan penerbitan SUN retail ini adalah pendalaman pasar agar basis investor domestik naik. Masyarakat masih banyak yang ragu untuk berinvestasi selain produk perbankan. “Maka perlu ada upaya lain, salah satunya dengan obligasi negara,” katanya.

Menurut dia, pemerintah akan terus meningkatkan size untuk obligasi retail, dan mengurangi porsi yang lain. Penyerapannya memang tak bisa dilakukan secara drastis dan mendadak.

Musababnya, pemerintah juga harus melihat kemampuan investor domestik. Dengan kelas menengah yang terus meningkat, kata Bambang, seharusnya pendalaman investor bisa dilakukan. “Agak aneh kalau kelas menengahnya naik tapi sahamnya masih didominasi asing.”

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan mengatakan masyarakat dapat memesan ORI 012 di 21 agen penjual yang telah ditunjuk. Antara lain, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Panin, Bank Bukopin, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank DBS Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Tabungan Negara.

Tempo