Management Strategy

Pertamina Kurangi Impor Premium

Oleh Admin
Pertamina Kurangi Impor Premium

PT Pertamina (Persero) secara bertahap akan mulai menurunkan impor Premium pada November 2015. Gara-garanya, unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Cilacap dan kilang Trans Pacific Petroleum Indonesia (TPPI) di Tuban segera beroperasi.

“Dari kedua unit tersebut Pertamina berpotensi mendapatkan tambahan produksi Premium hingga 91 ribu barel per hari,” kata juru bicara Pertamina, Wianda Pusponegoro, dalam keterangan tertulis, Rabu, 30 September 2015.

PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk segera merealisasikan pengoperasian Kilang Trans Pacific Petroleum Indonesia (TPPI) di Tuban. Rencananya, start up kilang akan dilakukan pada akhir September ini. Selanjutnya perusahaan menargetkan pengoperasian secara komersial segera dengan kapasitas produksi Premium pada tahap awal sekitar 20 ribu barel per hari.

TPPI merupakan kilang minyak yang dibangun pada 1994. Pengoperasian kilang sempat terhenti karena terbelit masalah utang pemilik saat itu, Honggo Wendratno.

Kantor Pertamina (Persero) (Foto: IST)

Kantor Pertamina (Persero) (Foto: IST)

Pada 2013 Pertamina sempat melakukan kerja sama pengolahan minyak (tolling agreement) dengan TPPI. Namun di tengah jalan perjanjian terhenti. Tahun ini pemerintah berupaya mengambil alih lagi dengan memperbanyak kepemilikan saham Pertamina.

Wianda mengatakan dalam kapasitas optimal Kilang TPPI dapat menghasilkan Premium sekitar 61 ribu barel per hari atau sekitar 22,27 juta barel per tahun. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 20 persen impor selama ini.

Selama ini konsumsi Premium nasional sekitar 29,5 juta kiloliter, di mana sekitar 17,1 juta kiloliter per tahun atau 9 juta barel per bulan diperoleh dari impor. “Karena itu, Pertamina terus melakukan terobosan untuk mengurangi impor Premium,” katanya.

Selain mengandalkan TPPI, Perseroan menargetkan pengurangan impor Premium dari pengoperasian Kilang RFCC Cilacap pada pekan kedua Oktober mendatang. Diperkirakan pengoperasian kilang tersebut dapat menambah produksi Premium sampai 30 ribu per barel atau 10,95 juta barel per tahun yang setara 10 persen impor.

Dengan beroperasinya dua unit tersebut, total potensi pengurangan impor Premium Pertamina mencapai 91 ribu barel per hari atau sekitar 33,21 juta barel per tahun. Dengan asumsi harga indeks pasar gasoline sekitar US$ 60 per barel, artinya nilai pengurangan impornya mencapai US$ 1,99 miliar dalam setahun.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved