Management

Pizza Hut di AS Bangkrut, Bagaimana Prospek Industri Makanan RI?

Restoran Pizza Hut (Dok. pizzahut.co.id)

Pemegang lisensi waralaba restoran Pizza Hut terbesar di Amerika Serikat, NPC International Inc., mengajukan kebangkrutan karena sengitnya persaingan bisnis di masa pandemi corona. Lalu bagaimana sebetulnya prospek industri makanan di Indonesia??

Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia atau Gapmmi Rachmat Hidayat mengaku optimistis melihat peluang pemulihan sektor industri makanan dan minuman bakal cukup baik meski mengalami tekanan. “Dengan catatan, pemerintah mendukung situasi ekonomi yang kondusif,” ujar Rachmat ketika dihubungi, Jumat, 3 Juli 2020.

Saat ini bisnis makanan dan minuman di Indonesia tengah mengalami penurunan dan diprediksi terjadi hingga akhir tahun 2020. Dalam hitungannya, ia memperkirakan pertumbuhan sektor tersebut di tahun ini berkisar 4 persen.

Pernyataan Rachmat menanggapi keputusan NPC mengajukan proteksi kebangkrutan Chapter 11 di pengadilan Distrik Selatan Texas pada hari Rabu, 1 Juli 2020. NPC, yang telah berdiri sejak 1962 mengoperasikan 1.227 outlet Pizza Hut dan 393 toko Wendy’s di seluruh AS.

Perusahaan tersebut memiliki beban utang senilai US$ 903 juta. NPC telah melakukan pra-negosiasi perjanjian restrukturisasi dengan 90 persen kreditur tingkat pertama dan 17 persen kreditur tingkat kedua.

Pengajuan kebangkrutan ini bukan berarti Pizza Hut dan Wendy gulung tikar. NPC dapat terus beroperasi sambil menyusun rencana untuk membayar utang dan merombak bisnis.

Berdasarkan kesepakatan dengan para krediturnya, NPC akan mulai menjual restoran Wendy dalam beberapa hari mendatang. Perusahaan ini memiliki waktu hingga 24 Juli untuk membuat kesepakatan dengan kreditur lain dan Pizza Hut sendiri mengenai cara restrukturisasi bisnis pizza NPC.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman sebelumnya menyambut positif mulai diterapkan masa new normal. Pasalnya, aktivitas perdagangan akan kembali pulih secara bertahap dengan beberapa penyesuaian.

“Yang kami khawatirkan sekarang ini adalah kami tidak bisa berlama-lama berhenti, kegiatan ekonomi kami, ini yang sangat berbahaya bagi Indonesia khususnya. Memang kita harus realistis, tidak bisa kegiatan ekonomi berhenti terlalu lama,” kata Adhi saat diskusi virtual, Sabtu 6 Juni 2020.

Adhi menyebutkan, jika kegiatan ekonomi masih berhenti, hal itu hanya akan membuat ekonomi Indonesia makin tertekan. Gapmmi pun telah berdiskusi dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) hingga pemerintah untuk menyusun strategi dalam membangkitkan ekonomi nasional.

Pandemi Covid-19, kata Adhi, telah membuat banyak pekerja dirumahkan bahkan hingga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Apalagi, sektor informal yang mengandalkan penghasilan per hari, merupakan salah satu yang terkena dampak paling besar PSBB.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved