Management Strategy

Produk dan Jasa Indonesia Laris Manis di Trade Expo 2013

Oleh Admin
 Produk dan Jasa Indonesia Laris Manis di Trade Expo 2013

Pameran dagang berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 baru saja usai. Ajang tahunan yang digelar selama tanggal 16-20 Oktober lalu di JIExpo, Kemayoran, itu didatangi banyak pembeli (buyers) dari mancanegara. Bukan hanya dari negara tradisional, pameran TEI juga dapat “pelanggan baru.”

“Kalau kami boleh highlight dari jumlah buyers, bukan dari nilai yang dibeli, yang terbanyak itu justru dari RRT (Republik Rakyat Tiongkok),” ujar Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan, di Kementerian Perdagangan, Kamis (24/10/2013). trade expo indonesia Menurut data yang disajikan oleh Kementerian Perdagangan, jumlah buyers yang hadir di TEI ke-28 ini mencapai 9.343 buyers dari 118 negara. Jumlah buyers yang terbesar datang dari RRT. Kalau dilihat dari total buyers yang hadir, maka porsi buyers RRT mencapai 11,8 persen.

Gita menyebutkan, setelah RRT yaitu Jepang dengan 6,2 persen, Australia dengan 5,38 persen, Afrika Selatan dengan 4,78 persen, India dengan 4,68 persen, Korea Selatan dengan 4,57 persen, Amerika Serikat dengan 4,18 persen, Zimbabwe dengan 3,81 persen, Malaysia dengan 3,66 persen, dan Arab Saudi dengan 2,9 persen.

gita wirjawan“Komposisi buyers pada TEI 2013 didominasi oleh negara-negara non-tradisional sebanyak 77,54 persen. Hal menarik pada TEI kali ini adalah adanya buyers pendatang baru yang berasal dari Suriname, Papua Nugini, Yaman, Aljazair, Bulgaria, dan Kamerun, yang juga melakukan transaksi yang cukup besar.”

“Ini menunjukkan bahwa fokus dan upaya kami untuk mencapai pasar-pasar baru yang non tradisional ini sudah membuahkan hasil,” ungkap dia. Hal itu, sambung dia, dilakukan tanpa meninggalkan fokus ke pasar-pasar tradisional.

Para buyers ini tidak datang begitu saja. Selain karena Indonesia memang telah menjadi negara yang aktraktif bagi masyarakat internasional untuk berbisnis, usaha promosi tetap dilakukan, seperti oleh perwakilan Indonesia di luar negeri. Promosi dan ajakan dilakukan oleh KBRI, Atase Perdagangan, dan Indonesian Trade Promotion Centre.

Buyers Berdatangan, Besaran Transaksi pun Melesat

Karena jumlah buyers yang datang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, maka nilai transaksi pun tentu lebih besar. Gita menyebutkan, nilai transaksi di TEI 2013 mencapai US$ 1,8 miliar. Naik tajam ketimbang raihan di tahun 2012 yang mencapai sekitar US$ 1 miliar. Ada kenaikan sebanyak 82 persen.

“Jika realisasi kontak dagang yang telah tercatat diakumulasi dengan yang masih dalam tahap negosiasi, maka diyakini target US$ 2 miliar sangat mungkin tercapai,” tutur dia.

Dia pun menguraikan nilai US$ 1,8 miliar itu. Nilai transaksi produk sebanyak US$ 692 juta (37 persen), transaksi jasa sebesar US$ 65 juta (3,61) persen, dan sisanya adalah investasi senilai US$ 1 miliar (58 persen).

Memang, di TEI tidak hanya menampilkan produk. Ada juga jasa dan investasi. Pada produk, Gita berujar, ada enam kelompok produk yang mencatatkan transaksi terbesar. Pertama adalah produk otomotif dengan nilai US$ 240 juta (31 persen). Kedua, produk pesawat dan komponen sebanyak US$ 156 juta (20 persen).

Ketiga adalah produk elektronik sebanyak US$ 140 juta (18 persen). Keempat, produk minyak dan gas sebesar US$ 60 juta (7,7 persen). Kelima adalah produk kayu sebesar US$ 42 juta (5,45 persen). “Produk kimia sebesar US$ 28 juta, atau 3,73 persen,” ia meneruskan.

Di sektor jasa, yang paling diminati buyers adalah tenaga kerja di bidang konstruksi dan manufaktur, hospitality, minyak dan gas, terapis spa, teknologi informasi, serta perawat dan pengasuh. Permintaan untuk jasa-jasa ini banyak datang dari Afrika Selatan, Australia, Malaysia, Suriname, Lesotho, RRT, Uni Emirat Arab, Taiwan, Irak, dan Chile. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved