Management Strategy

Produksi Bawal Bintang Ditargetkan Tumbuh 31,5%

Produksi Bawal Bintang Ditargetkan Tumbuh 31,5%

Kementerian Kelautan dan Perikanan meningkatkan fokusnya untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi kelautan yang dimiliki. Salah satunya adalah dengan terus mengembangkan budidaya laut dan diversifikasi komoditas budidaya laut.

Bawal bintang adalah komoditas baru yang menjadi unggulan perikanan budidaya laut dan usaha pengembangan yang saat ini dilakukan adalah melalui pelaksanaan kegiatan Demonstration Farm (Demfarm) budidaya bawal bintang di karamba jaring apung (KJA) Teluk Bumbang, Desa Mertak, kec. Pujut, Lombok Tengah.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, mulai tahun 2015 ini, Bawal Bintang menjadi salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya. Target produksi bawal bintang di tahun 2015 masih 1.900 ton. Namun, target pertumbuhannya dalam kurun waktu lima tahun ke depan adalah 31,5% per tahun.

“Bawal bintang akan menjadi salah satu komoditas alternatif budidaya laut atau marikultur. Harga jualnya cukup bersaing, sekitar Rp. 60 ribu – 70 ribu per kilogram. Waktu budidayanya juga lebih cepat dibanding kerapu, yaitu 6 bulan dari ukuran benih tebar serta lebih mudah dalam pemeliharaannya,” kata dia dalam rilisnya.

Dirjen Budidaya, Slamet Soebjakto memanen Ikan Bawal Bintang dan Kakap Putih di Balai Budidaya Laut-Batam. (Foto: IST)

Dirjen Budidaya, Slamet Soebjakto memanen Ikan Bawal Bintang dan Kakap Putih di Balai Budidaya Laut-Batam. (Foto: IST)

Demfarm budidaya bawal bintang ini, dilaksanakan dan di kawal teknologinya oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok. Penebaran perdana di lokasi demfarm tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, kurang lebih sebanyak 15 ribu ekor benih bawal bintang, ukuran 5 – 6 cm.

“Demfarm ada di 3 lokasi, yaitu Teluk Bumbang (Lombok Tengah), Telong Elong (Lombok Timur) dan Bungin (Sumbawa). Masyarakat bisa menerapkan teknologinya sehingga diperoleh hasil yang maksimal dari budidaya yang dilakukan. Di KJA percontohan ini, pemerintah memberi bantuan benih, pakan dan jaring,” ujarnya.

Dia menambahkan program demfarm budidaya bawal bintang ini merupakan bagian dari program penanggulangan dampak Permen KP No 1 Tahun 2015, tentang Penangkapan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp.) dan Rajungan (Portunius pelagicus).

Aturan tersebut berdampak pada pendapatan masyarakat, khususnya di Lombok yang terbiasa melakukan penangkapan benih lobster untuk di jual atau di ekspor. Melalui demfarm, para nelayan atau masyarakat sekitar dikenalkan dengan cara budidaya bawal bintang yang ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan.

Bantuan dari KKP melalui DJPB pada tahun 2015 terkait penanggulangan dampak Permen No. 1 Tahun 2015 di Propinsi Nusa Tenggara Barat mencakup pelaksanaan demfarm budidaya bawal bintang, budidaya rumput laut dan pembibitan rumput laut, bantuan KJA dan bantuan melalui Program Pemberdayaan Usaha Mina Mandiri (PUMM).

“Bantuan itu untuk masyarakat yang terkena dampak permen sebanyak 74 kelompok dengan total keseluruhan anggota sebanyak 855 orang. Kami berharap akan muncul optimisme masyarakat dalam melakukan usaha budidaya perikanan,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved