Management Strategy

Produksi Wine, Sababay Industry Bina 160 Petani Lokal

Produksi Wine, Sababay Industry Bina 160 Petani Lokal

PT Sababay Industry mengandalkan pasokan anggur dari petani binaannya dalam memproduksi wine dengan merek Sababay Wine. Saat ini, Sababay Industry melalui anak usahanya, Asteroid Vineyards, membina 160 petani anggur di Pulau Bali.

Pendiri Sababay Industry Mulyati Gozali, mengungkapkan, pihaknya memberi pelatihan dan penyuluhan harian kepada para petani, terutama menyangkut cara bertanam, memetik anggur, dan mengenali waktu panen. Saat ini, luas kebun anggur yang digarap petani binaan Sababay Industri mencapai 80 hektare (ha). Untuk memutus mata rantai tengkulak, pabrik Sababay dibangun satu lokasi dengan kebun anggur tersebut. “Kami berdayakan petani agar mereka bisa hidup layak dan mendapatkan hasil yang fair,” katanya.

Dengan membangun pabrik dan kebun secara terintegrasi, kata Mulyati, anggur petani bisa langsung dibeli Sababay dengan harga layak, Rp 5 ribu per kg atau 10 kali lebih tinggi dari harga di tengkulak. “Total petani binaan kami 160, tapi sebenarnya ada 500 petani lain yang antri, mereka melihat petani binaan kami lebih makmur, tapi kapasitas produksi kami belum bisa menampung,” ujarnya.

Mulyati Gozali Founder Sababay Winery merek wine lokal asal Bali

Mulyati Gozali Founder Sababay Winery merek wine lokal asal Bali

Mulyati menuturkan, saat ini petani binaannya bisa meraup nilai panen Rp 100 juta, angka yang tidak terbayangkan oleh petani anggur di Bali Utara. Sababay Industry berprinsip, lima tahun pertama Sababay mendorong petani menjadi mandiri, lima tahun kedua menjadi makmur. “Saat ini, kami sudah masuk dalam periode makmur. Petani happy, anak-anaknya bisa kuliah, punya sapi tujuh ekor dan banyak lagi,” kata dia.

Upaya Sababay mengandalkan pasokan anggur dari petani binaan, kata Mulyati, karena keinginan dirinya untuk bisa menjalankan bisnis sambil beriringan mengemban misi sosial. Sababay ingin meningkatkan taraf hidup para petani anggur, khususnya di Bali Utara. Ini juga bentu keprihatinan Sababay akan nasib petani anggur di Indonesia. “Petani anggur Indonesia hidup miskin, sebaliknya di Thailand bisa kaya. Ini karena petani di Indonesia tidak diperlakukan dengan fair, tengkulak itu bisa 4-5 susun hingga buah sampai ke kotak,” kata dia.

Sababay mampu memproduksi 500 ribu botol wine asli Bali setiap bulannya yang dijual dengan harga Rp 200-300 ribu per botolnya. Perusahaan yang bergerak di bisnis winery itu membesut merek Sababay Wine, wine lokal asli Bali. Varian wine produksi Sababay di antaranya Pink Blossom, Ludisia, Moscato d’Bali, dan Reserve Red. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved