Menjadi perusahaan yang hampir kolaps namun akhirnya mampu bangkit kembali tak membuat Mitra Kerinci lupa diri. Perusahaan yang telah berdiri selama 25 tahun di kaki Gunung Kerinci ini ingin bisa melakukan sesuatu kepada masyarakat. Salah satunya dengan memanfaatkan tenaga air terjun yang berada di dalam wilayah Mitra Kerinci.

Agung P. Murdanoto, CEO Mitra Kerinci

“Air terjun itu asetnya mitra kerinci, kami mau pakai untuk jadi listrik 16 megawat, itu bisa untuk satu kabupaten, inginnya dijula ke PLN biar nanti masyarakat juga bisa hidup. Kami mau angkat kabupaten, kalau kami maju kan sudah biasa tapi kalau bisa kabupatennya juga jadi lebih baik,” terang Agung P. Murdanoto, Chief Executive Officer Mitra Kerinci.

Air terjun ini juga nantinya akan dimanfaatkan sebagai agrowisata Mitra Kerinci. Rencana ini masih dalam tahap persiapan. Menurut pria lulusan Universitas Kyoto Jepang ini, selain agrowsiata, Mitra Kerinci juga berencana untuk terus mengembangkan special tea. Hal ini dilakukan agar tahun ini, lonjakan penjualan bisa terjadi kembali.

“Kami masih akan terus tumbuh. Selain itu harga dan jenis teh juga masih terus tumbuh, makanya kami banyak mengembangkan spcial tea. Terutama teh dengan grade khusus. Kami sekarang lebih mendengarkan keinginan pasar, mereka butuh apa itu yang kami buat, seperti Taiwan yang ingin dibuatkan teh khusus, ya dibuatkan juga,” dia menambahkan.

Dengan luas perkebunan 2.025 hektar dan 993 pohon, Mitra Kerinci jutsru ingin mengajak masyarakat sekitar untuk ikut menanam teh. Mereka akan menyiapkan bibit teh dan membagikannya ke masyarakat. Setiap rumah akan diberikan 5 bibit yang nantinya bisa langsung ditanam.

Namun perusahaan, tidak mengharuskan masyarakat untuk menjualnya kepada mereka. “Nanti setelah 6 atau 7 tahun lagi daun teh bisa dijual, mau dijual ke kami lagi atau ke orang lain, itu terserah,” kata pria yang bergabung dengan Mitra Kerinci sejak bulan Maret 2012 tersebut. (EVA)