Management Strategy

Proyek Persetujuan Sektor Kelistrikan Capai Lebih dari Rp 16 Triliun

Proyek Persetujuan Sektor Kelistrikan Capai Lebih dari Rp 16 Triliun

Salah satu infrastruktur yang menjadi komponen utama untuk mendukung proses produksi dalam beberapa sektor prioritas seperti hilirisasi industri, industri padat karya, serta industri orientasi ekspor dan substitusi impor, adalah adanya pasokan listrik. Dan upaya pemerintah untuk mempromosikan investasi di sektor infrastruktur khususnya kelistrikan mulai menunjukkan hasilnya. Hal ini ditandai dengan minat investasi dari Australia yang sedang menjajaki sektor kelistrikan.

Sumber foto: bisnis.tempo.co

Sumber foto: bisnis.tempo.co

Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Sydney akan mengawal minat investasi sektor kelistrikan tersebut hingga dapat segera merealisasikan investasinya dan dapat berkontribusi positif bagi industri dan masyarakat. Apabila direalisasikan maka proyek kelistrikan tersebut akan menambah daftar proyek persetujuan sektor kelistrikan yang telah masuk tahap konstruksi yang saat ini mencapai 8.800 MW dengan nilai proyek mencapai lebih dari Rp 16 triliun.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menjelaskan bahwa dari hasil pertemuan yang diselenggarakan oleh perwakilan BKPM di Sydney telah teridentifikasi dua perusahaan yang berminat melakukan investasi di Indonesia.

“IIPC Sydney berhasil mengidentifikasi tiga investor tersebut keduanya berminat untuk melakukan investasi di bidang kelistrikan terutama di bidang energi terbarukan,” ujarnya.

Berbagai terobosan kebijakan pemerintah pun dilbuat termasuk layanan izin investasi 3 jam, percepatan prosedur tax allowance dan tax holiday dihadapan 30 pengusaha dan diaspora Indonesia di Tasmania, Australia yang bergerak dibidang pertanian, makanan, maritim, pariwisata, penerbangan, pelabuhan, pendidikan, energi.

Dari data realisasi investasi kuartal ketiga tahun 2015 yang dirilis BKPM, untuk periode kumulatif Januari-September 2015, sektor listrik gas dan air menyumbang kurang lebih Rp 37,9 triliun atau 9,5% dari total realisasi investasi. Jumlah tersebut diperoleh dari PMDN sebesar Rp 17,4 triliun atau setara dengan 13,1% dari total PMDN dan dari PMA sebesar US$ 1,6 Miliar atau setara dengan 7,5% dari total PMA.

Kantor perwakilan BKPM di Sydney terus aktif melakukan berbagai kegiatan untuk menarik minat investasi dari Australia. Hubungan politik bilateral negara seringkali nasik turun, namun saat ini dinilai sangat kondusif. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved