Management Strategy

PT Kirana Sri Nusantara Sebar Beasiswa di Kampus

PT Kirana Sri Nusantara Sebar Beasiswa di Kampus

Industri beras salah satu industri yang tidak banyak dilirik para lulusan baru, seperti halnya industri komoditas lainnya seperti kelapa sawit. Para pencari kerja cenderung memilih bekerja di industri yang menawarkan gaji tinggi, seperti perbankan dan telekomunikasi.

Tapi, PT Kirana Sri Nusantara tak kehabisan akal. Mereka berburu karyawan baru dengan cara unik. Mereka membagi-bagikan beasiswa di kampus-kampus untuk menarik minat para lulusan segar untuk bekerja di anak usaha Kirana Megantara Group ini.

“Susah cari orang yang mau dan betah bekerja di bisnis yang nampak tidak bonafide. Coba, tanya orang mau nggak kerja di Toyota, pasti jawabnya mau. Coba tanya mau kerja di perusahaan beras, mayoritas jawabannya tidak mau,” kata Factory Operation-HR & GA Dept. Head PT Kirana Sri Nusantara, Hilman Arifa Azhar.

Factory Operation-HR & GA Dept. Head PT Kirana Sri Nusantara, Hilman Arifa Azhar.

Factory Operation-HR & GA Dept. Head PT Kirana Sri Nusantara, Hilman Arifa Azhar.

Untuk menutupi kebutuhan karyawan sembari menunggu penerima beasiswa lulus, lanjut dia, perseroan bisa merekrut orang untuk dikontrak bekerja selama 2-3 tahun. Terlebih dulu, mereka harus melewati program Management Trainee di holding, Kirana Megantara Group. Dengan cara kerja dan produksinya yang mudah, tidak diperlukan orang dengan spesifikasi terlalu tinggi untuk bekerja di distributor beras yang juga sudah punya merek beras sendiri, salah satunya Krisna.

“Sulit meyakinkan bahwa bisnis beras pun menjanjikan. Ini karena imej beras itu urusannya hanya tradisional dan belum banyak modern rice mill di Indonesia. Ini bukan problem perusahaan, tapi juga industri,” ujarnya.

Untuk jangka panjang, Kirana Sri Nusantara bisa merekrut siswa SMA yang berprestasi, untuk kemudian, dikuliahkan dan diberi beasiswa. Hanya saja, siswa tersebut harus memiliki mental sekuat baja selain sikapnya juga harus baik.

Hilman yakin stigma buruk di industri beras akan berkurang seiring naiknya permintaan beras premium. Saat ini, penggunaan beras dengan kualitas di bawah itu seperti beras curah dan raskin masih mendominasi. Ia lalu mencontohkan keberhasilan Bogasari yang berhasil mengubah komoditas menjadi consumer goods sehingga lebih terhormat di mata orang banyak. (Reportase: Raden Dibi Irnawan)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved