Management Editor's Choice Strategy

RS MMC Terus Mengembangkan Center of Exellence untuk Memenangkan Persaingan

 RS MMC Terus Mengembangkan Center of Exellence untuk Memenangkan Persaingan

Rumah Sakit (RS) MMC merupakan salah satu RS swasta kenamaan di Jakarta. Banyak kalangan borkocek tebal yang berobat di sini. Karena itu, tak aneh jika MMC melakukan ekspansi untuk membangun dua lantai ruang rawat inap baru kelas VIP karena permintaannya memang banyak. Bagaimana RS MMC menyikapi persaingan dengan sesama RS dalam negeri dan luar negeri. Apa saja strategi untuk memenangkan persaiangan itu? Dr. Adib A. Yahya, MARS., Direktur Utama RS MMC, memaparkannya kepada Nimas Novi Dwi Arini:

Bagaimana Anda melihat persaingan di insutri kesehatan saat ini dengan sesama rumah sakit lokal ataupun rumah sakit luar negeri?

Jadi gini ya, persaingan di rumah sakit (RS) itu bukan berkelahi, kita tidak pernah dan tidak mau menjatuhkan kompetitor kita. Ini prinsipnya ya. Jadi, yang disebut persaingan itu adalah kami bersaing berlomba-lomba meningkatakan mutu pelayanan. Kita tidak bisa berusaha merebut pasien dia supaya dia jatuh, ini jelas tidak bisa karena saya berbuat seperti itu rumah sakit saya akan mati. Ini prinspinya persaingan, competitiveness di RS ya caranya seperti itu.

Kalau kita mau melihat tahun 2005 international hospital federation pernah membuat sebuah pola yang disebut competitive hospital itu ada empat. Pertama, dia harus membuat manajemen pelayanan sehingga risiko klinis yang terjadi itu minim sekali. Ini pakai program patient safety. Kedua, kita harus continuing quality improvement. Nah, di sini peran akreditasi itu jidi berlomba untuk menuju ke titik ini. Ketiga adalah manajemen yang efisien. Terakhir adalah kolaboratif, nah ini rumah sakit harus berkolaborasi dengan rumah sakit yang lain. Jadi kita ini tidak pernah berebut pasar.

MMC-Dirut

Beberapa rumah sakit luar negeri sangat gencar berpromosi di Indonesia, apa ada kekhawatiran dari pihak RS MMC?

Kalau saya ya tidak ada kekhawatiran akan hal itu. Kenapa orang selalu berpikir ketika orang Indonesia yang keluar itu selalu menjadi masalah, bagi saya ini sah-sah saja karena mereka ini kan punya uang sendiri. Kalau saya malah berpikirnya kenapa tidak orang-orang luar yang datang ke Indonesia, sudah banyak orang luar datang ke sini tapi kan banyakan di Bali untuk berlibur. Kenapa lalu kita tidak membuatnya menjadi healthcare tourism. Saya sudah lakukan provokasi ini dari 2003 biar jangan rebut lah orang kita ke luar tapi ya kita ini harus berpikir untuk menarik orang luar berobat ke Indonesia.

Kalau mengenai perusahaan farmasi yang mulai masuk ke bisnis rumah sakit ataupun klinik bagaimana menurut Anda?

Jadi gini, kalau mau dilihat industri rumah sakit ini tidak berdiri sendiri, ada industri farmasi lalu industri alat kesehatan, banyak yang terlibat dalam industri ini. Jadi tidak mungkin rumah sakit itu berdiri sendiri dan kalau ada industri farmasi yang akhirnya masuk juga ke rumah sakit menurut saya ya tidak apa-apa, ini kan berkembang ya. Tapi yang pasti harus meningkatkan mutu juga.

Lalu bagaimana strategi memenangkan pasar?

Kami selalu meningkatkan pelayanan yang ada, kami di sini melihat dengan dua cara yaitu meningkatkan volume dan jenis pelayanan. Kalau untuk volume ya kami membangun lagi kamar-kamar rawat inap. Kalau untuk jenis pelayanannya kami sudah membangun center of excellences ada center-center seperti digestive center dan uronerologi uronephrology center. Jadi, bukan poliklinik biasa dan saat ini kami sudah tidak fokus pada spesialis saja tapi sudah masuk ke subspesialis. Kedua hal inilah yang selalu MMC lakukan.

Tantangannya saat ini untuk MMC seperti apa?

Kalau mau bicara soal tantangannya saat ini pasien ini sangat demanding. Kalau dulu pasien nurut-nurut saja, kalau sekarang tidak begitu pasien sudah bisa menuntut. Selain itu ekspektasi yang diinginkan oleh pasien. Tantangan lainnya adalah mengejar kecanggihan dari alat, sekarang kan teknologi ini cepat sekali yang bergeraknya , begitu juga dengan alat kesehatan. Bagi rumah sakit swasta hal lain yang menjadi tantangan adalah aspek biaya. Kami ini kan bayar listrik, air, dan pajak itu sendiri.

Ekspansi apa yang dilakukan oleh MMC?

Kami ingin membangun MMC di Indonesia bagian timur ya misalnya Kalimantan Timur atau daerah lainnya. Kami sudah punya rencana untuk melakukan ekspansi ini tapi masih melihat lahannya, ya mudah-mudahn saja kami bisa membukanya di tahun depan. Kalau untuk MMC yang saat ini kami sedang membangun ruang rapat inap yang baru ada dua lantai dan semua VIP. Kami membangun VIP karena memang permintaan untuk VIP di MMC ini banyak sekali. Selain itu, kami juga akan membangun center-center baru. Ada tiga center baru yang kami rencanakan, salah satunya wellness center.

Bagaimana mengukur kesuksesan pemasaran RS MMC?

Yang pasti saya melihat dari jumah pasiennya ya kalau meningkat kan berarti awareness terhadap MMC ini sudah baik dan artinya ada pendatang baru selain dari yang repeater. Kalau di MMC sendiri dari tahun 2010 sampai tahun 2013 kemarin selalu ada peningkatan pasien. Jadi saya rasa ya keberhasilan pemasaran itu dilihat dari aspek ini.

Jumlah pasien sebulannya berapa?

Kalau untuk rawat inap itu sebulan sampai 500 pasien kalau untuk rawat jalan ya sekitar 10 ribu per bulan.

Sekarang ini kan tren yang mulai berkembang adalah banyak orang yang sudah sehat ingin lebih sehat, apa MMC akan bergerak mengikuti tren ini?

Saya sangat setuju ya dengan pendapat bahwa sekarang ini orang ke rumah sakit bukan karena dia sakit tapi karena dia ingin lebih sehat atau lebih awet muda. Sebenanrya kan di luar juga tidak ada istilah rumah sakit adanya hospital dari hospitality, jadi hospital ini sebenanrya komprehensif sekali. Jadi bukan menyembuhkan yang sakit saja tapi juga orang sehat bagaimana caranya bisa lebih sehat. MMC sendiri akan mengikuti tren yang berkembang ini. Kelak kami akan membuka wellness center. Jadi, orang sehat yang ingin lebih sehat atau lebih awet muda bisa ke sini. Apalagi nanti ya adanya BPJS, ini harusnya malah masyrakat ini dibuat agar tidak sakit. Wellnes center akan kami buka tahun depan. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved