Management

Rumput Laut Bisa Diolah Jadi 500 Produk

Oleh Admin
Rumput Laut Bisa Diolah Jadi 500 Produk

Rumput laut ternyata bisa diolah untuk menghasilkan ratusan jenis produk. Namun, di Indonesia, pengolahan rumput laut untuk bisa menjadi produk bernilai tambah masih belum optimal. Untuk itu, perlu adanya inovasi dan riset.

“Diperlukan riset, inovasi, dan pengembangan yang lebih luas. Dengan demikian dapat ditemukan variasi produk yang dibutuhkan masyarakat mulai dari makanan, kosmetika, hingga obat-obatan dan sebagainya,” kata Safari Azis, Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), dalam siaran pers yang diterbitkan.

Indonesia sebenarnya adalah penghasil rumput laut terbesar di dunia. Negara republik ini termasuk di dalam wilayah Coral Triangle yang merupakan tempat yang cocok untuk membudidayakan rumput laut di wilayah pesisir. Dan sekarang ini, Indonesia cenderung menjual rumput laut dalam bentuk mentah ketimbang dalam produk olahan.

Safari berpendapat, seharusnya negara ini bisa lebih mengembangkan hasil olahan rumput laut. Sehingga Indonesia tidak hanya berperan sebagai pemasok bahan baku untuk dunia saja, tetapi bisa juga menjadi pemain penting dalam hasil produk olahannya. Menurutnya, prospek olahan rumput laut dalam negeri masih besar karena masih banyak industri yang membutuhkan hasil olahan agar-agar dan carrageenan sebagai bahan pengenyal, pengemulsi, pengental, dan penjernih untuk bahan pencampur alami.

“Masih banyak produk makanan dan minuman yang berbasis rumput laut dan di luar negeri sudah terdapat sekitar 500 produk lebih yang menggunakannya, dan di dalam negeri sendiri harus bisa lebih mengembangkannya,” jelas dia.

Apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan rumput laut yang bernilai tambah? Safari menegaskan, pelaku industri nasional harus bisa menyerap teknologi terkini. Ajang 21st International Seaweed Symposium and Exhibition bisa menjadi sarananya. Kegiatan yang bakal digelar di bulan April mendatang, di Bali ini, adalah pertemuan ilmiah dan bisnis yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Selain kalangan ilmuwan, kegiatan ini juga akan dihadiri oleh pakar teknologi, pebisnis, dan para pemerhati laut lebih dari 60 negara.

“Dalam ajang tersebut diharapkan Indonesia bisa menyerap inovasi dan teknologi mutakhir bagi pengembangan olahan rumput laut. Demikian halnya ilmuwan dari Indonesia bisa ikut terlibat menampilkan hasil-hasil temuannya” ungkapnya.

Lalu, Safari pun mengatakan, banyaknya hasil olahan produk rumput laut seharusnya bisa diserap lebih baik oleh pasar dalam negeri yang cukup besar. Oleh karena itu, ia menuturkan, “Perlu dibangun pasar olahan dalam negeri yang lebih luas, di samping kita mengekspor bahan baku dan produk olahan nasional.”

Disebutkan pula, hilirisasi rumput laut ternyata masih terganjal ekonomi biaya tinggi sehingga banyak hal yang perlu dipangkas. “Prosedur birokrasi yang tidak berbelit-belit dan kemudahan perizinan sangat penting untuk menarik para investor. Kita menghimbau agar pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta enam kementerian yang terlibat bisa lebih berkoordinasi dengan asosiasi,” tandasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved