Management Strategy

Rupiah Bak Yoyo Dipengaruhi 3 Gejolak Eksternal

Rupiah Bak Yoyo Dipengaruhi 3 Gejolak Eksternal

Masih segar dalam ingatan bagaimana nilai Rupiah terhadap US$ mengalami fluktuasi penurunan, bahkan sampai hari ini kurs Rupiah melemah di posisi Rp 14 ribuan. Hal tersebut mengakibatkan perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2015 lesu.

Belum lagi tiga gejolak eksternal yang sedang terjadi saat ini yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pertama, terjadi penurunan jumlah permintaan dan tingkat harga komoditas primer sejak akhir 2010. Penurunan ini terjadi baik dari hasil perkebunan maupun pertambangan. Ini merupakan akibat dari kemerosotan ekonomi RRC dan India yang merupakan pangsa pasar bahan mentah dari Indonesia.

“Tingkat harga hasil perkebunan menurun hingga 10 persen untuk tahun ini. Belum lagi sisi pasokan kelapa sawit yang tidak dapat dikendalikan,” ungkap Anwar Nasution, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.

Kedua, jika melihat ketidakpastian berakhirnya kebijakan moneter berupa Quantitative Easing (QE) di negara-negara maju, khususnya AS, Uni Eropa, Inggris, dan Jepang, berakhirnya QE membuat bunga pinjaman luar negeri semakin mahal karena kombinasi antara kenaikan tingkat suku bunga dan penguatan kurs US$. “Lihat saja mata uang kita sudah seperti yoyo. Naik turun tidak jelas,” tambahnya.

BUMN Outlook 2016

BUMN Outlook 2016

Ketiga, peristiwa El Nino. Musim kemarau yang mengakibatkan kebakaran hutan di hampir seluruh wilayah Indonesia, ditambah peran perusahaan besar yang membakar hutan Sumatera, Kalimantan, dll. Menurut perkiraan, kerugian keuangan akibat kejadian tersebut sebesar US$ 16,1 miliar.

“Biaya ini dua kali lipat lebih besar dari tsunami Aceh dan Sumatera Utara sebesar US$ 7 miliar,” ungkapnya.

Menurutnya melihat berbagai besarnya pengaruh dari luar negara, perlu ada kebijakan yang disusun. Pemerintahan Jokowi-JK mewarisi kebijakan perdagangan dan investasi restriktif dari masa pemerintahan sebelumnya. Tujuh paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan sejak Agustus 2015 belum menjawab persoalan dan menghadapi 3 gejolak eksternal tersebut.

Rangkaian kebijakan deregulasi itu baru menyangkut pemerintah pusat dan BKPM berjanji untuk menyelesaikan izin investasi dalam waktu 3 jam.

“Tapi koordinasi antar lembaga pemerintah masih lemah. Pemda pun belum ada reaksi. Saya belum lihat ada upaya berlomba untuk menarik investasi modal swasta ke daerahnya,” tutupnya saat ditemui di acara BUMN Outlook 2016.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved