Management Strategy

Wow, Sabun Halal Laris di Pasar China

tjendra limin

PT Sunindo Bangun Kersana berdiri di tahun 2010. Pemegang saham terbesar dari PT Sunindo Bangun Kersana adalah PT Makro Chemindo yang bergerak di bidang pupuk sawit. PT Makro Chemindo menyuplai pupuk-pupuk ke perkebunan-perkebunan. Mereka melihat bahwa soap noodle banyak yang diekspor ke negara India dan China. Jadi mereka memutuskan untuk memproduksi sabun di Indonesia untuk kebutuhan ekspor agar dapat bersaing head-to-head dengan kedua negara Asia iu.

Tjendera Limin, Direktur PT Sunindo Bangun Kersana, menjelaskan, pihaknya mengalokasikan 97% produksi sabun untuk ekspor ke negara-negara muslim seperti Pakistan, Afrika, China, dan lain-lain sejak tahun 2011. Berikut ini wawancaranya.

Berapa kapasitas produksi per bulannya?

Kapasitas produksi sekitar 200 kontainer per bulan

Apa yang menjadi kelebihan sabun Anda dengan sabun yang lain?

Kekhasan sabun yang kami buat adalah sabun Indonesia tidak mengandung minyak hewani, berbeda dengan sabun dari Turki atau China. Kami membuat 100% natural vegetable oil. Kami bekerja sama dengan PT Merpati Mahardika, produsen yang memproduksi ekstrak seperti wortel, kopi, teh untuk ditambahkan ke sabun kami.

Kami juga bekerja sama dengan Surya University (milik Prof Yohanes Surya) untuk memproduksi sabun merah yang ektraknya diambil dari Papua.

Ada berapa varian untuk saat ini?

Varian sabun saat ini ada lebih dari 80 dan kami develop terus. Tergantung dari ekstrak yang kami masukkan.

Bagaimana cara menemukan peluang bisnis ini?

Saya sendiri merupakan lulusan Teknik Kimia dari Taiwan. Saya lihat sabun di sana banyak sabun yang handmade, harganya bisa Rp 50-80 ribu. Indonesia begitu kaya dengan bahan baku CPO (Crude Palm Oil) yang belum tentu di luar negeri ada. Jadi kebetulan perusahaan saya sebelumnya, PT Makro Chemindo mengekpor begitu banyak dan rutin soap noodle.

Setelah ngobrol-ngbrol saya bilang bisa tidakmenyuplai untuk sekian ribu ton produksi sabun sendiri, karena bahan baku penting. Dengan bahan baku dari Indonesia, kami menghemat cost sehingga bisa bersaing head-to-head. Jadi, jika ada persaingan harga misalnya dengan China, kami masih bisa eksis.

Di China memang banyak pemain sabun. Tapi kualitas di sana kurang baik karena mereka mengejar cost. Kami meyakinkan buyer bahwa bahan baku kami berlimpah sehingga tidak perlu melakukan rekayasa untuk membuat sabun. Bagaimana startegi pemasarannya?

Sebagian besar tujuan ekspor kami adalah ke negara muslim. Ketika membangun bisnis ini, saya langsung mengurus sertifikat halal. Karena ternyata sertifikat halal ini merupakan hal yang penting untuk importir di sana. Sertifikat halal ini menjadi nilai jual kami. Dengan adanya label halal di kemasan, buyer tidak akan ragu membeli produk kami. terutama, buyer yang ada di negara muslim. Kami juga memiliki sertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) dan CPOP (Cara Pembuatan Ksmetika yang Baik) tapi sertifikat Halal jauh lebih menjual.

Buyer-buyer yang datang ke pabrik dapat melihat karyawan kami sebagian besar muslim, ada tempat sholat untuk buyer dan juga karyawan. Jadi mereka yakin kami tidak akan menambahkan kandungan yang tidak halal ke sabun. Kepercayaan seperti ini di dapat jika buyer berkunjung ke pabrik. Jika via e-mail kepercayaan tidak terlalu tinggi.

Penjualan kami di China sangat luar biasa. Gambar bendera merah putih menjadi salah satu nilai jual kami. Konsumen Cina gemar memakai produk-produk yang dibuat dari Indonesia. Karena country imagenya bagus. Konsumen di Afrika suka sabun yang multi purpose, bisa untuk badan dan mencuci baju.

Di China, ada keterkaitan antara telur dan sabun. Pada saat telur promo, pengunjung yang datang melunjak. Pada saat telur promo, kami bisa menjual satu hari bisa 10.000 pieces. Padahal jika tidak ada promo biasanya hanya 5 piece per hari.

Kami bekerja sama dengan bagian promosi supermarket agar memberi tahu kami jadwal promosi telur. Di China kami main di segmen kelas atas. Kemasan sabun kami buat longgar karena kami ingin tampil beda dengan kompetitor di sana.

Di Pakistan, beda lagi. Mereka meminta kami memodifikasi parfum sesuai dengan tren yang ada di Pakistan.

Negara-negara Eropa juga mulai menyadari khasiat herbal yang dimasukkan ke dalam sabun

Apakah ada rencana untuk memasarkan ke Eropa?

Pemasanan dari Eropa dan Amerika ada, tapi saat ini order masih banyak yang pending. Kami sudah ekspor ke 31 negara, tapi baru 28 negara yang rutin. Untuk ke Eropa dan Amerika baru kirim sample, tapi belum sangat fokus ke sana.

Mengapa produknya tidak dijual di dalam negeri?

Di Indonesia pemainnya sudah terlalu banyak, sehingga harus sikut-sikutan dengan pemain besar. Di pasar global peluangnya masih luas sekali. Misalnya kami sudah ekspor 90 kontainer per bulan, tapi di sana belum ada yang merasa terganggu. Bagaimana pengelolaan limbahnya?

Tidak ada limbah. Karena soap noodle jika ada sisa langsung balik lagi ke mesin untuk dibuat sabun lagi.

Apa rencana pengembangan bisnis ke depan?

Dalam 5 tahun ke depan kami akan go-public. Sabun hanya untuk mendapatkan networking di pasar internasional. Next product, kami akan memproduksi masker muka dan produk kecantikan lainnya. Untuk membuat masker muka, kami bekerja sama dengan Taiwan karena teknologi di Taiwan untuk masker muka sudah cukup matang .

Berapa nilai ekspor dalam 3 tahun terakhir?

Total selama 3 tahun mencapat US$ 25 juta. . Nilai ekspor hingga September 2015 mencapai US$ 8,4 juta. Sampai September sudah melampaui tahun kemarin, jadi kami masih tumbuh. Dari segi perusahaan kami juga tumbuh awalnya ada 1 gedung sekarang ada 5 gedung. Berapa pertumbuhan ekspornya per tahun?

Pertumbuhan sangat signifikan, karena kami mulai dari 0, jadi rata-rata pertumbuhannya 50-100%. Kami prediksi pertumbuhannya terus 100%. Sabun ini sudah diekspor ke berapa negara?

Irak, Pakistan, UEA, Benin, Nigeria, Somalia, Afganistan, Kongo, Cina, Kuwait, Ethiopia, Togo, Mesir, Ghana, Yordania, Tanzania, Kenya, Amerika Serikat, Kamerun, Angola, Panama, Yamen, Haiti, Sierra Leone, Tarawa, Iran, Lebanon, Gambla, Guenia, Korea, Taiwan.

Ke negara mana destinasi utama ekspornya? Negara utama ekspor saat ini masih ke Middle East dan China

Apa lika-liku menjadi eksportir? Lika liku awalnya kami sangat kesuliatan proses pengembalian pajak PPN karena butuh proses yang panjang sehingga cash flow kami terbebani. Namun, semenjak tahun ini, kami mendapat kawasan berikat jadi hal itu membantu kami.

Apa hambatan terbesarnya?

Butuh waktu untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak pembeli. Karena untuk ekspor kami meminta down payment (DP) kepada pembeli. Kami tidak memberikan kredit sama sekali kepada pembeli. Untuk memberikan DP kan mereka harus percaya dulu. Salah satu cara bagaimana mengundang pembeli untuk datang ke sini adalah mengajak mereka jalan-jalan di Indonesia.

Salah satu magnet agar buyer mau datang ke sini adalah kuliner dan pariwisata Indonesia. Kami bawa mereka jalan-jalan dulu ke Bali atau ke Bandung, makan-makanan khas daerah sana. Awalnya kami tidak membicarakan soal bisnis kami jadi teman dulu dengan buyer. Jika buyer datang ke sini, artinya mereka serius ingin membeli produk kami. Kami bersyukur Indonesia terkenal dengan pariwisata dan kulinernya yang unik. Apa tantangan terbesar dalam ekspor?

Tantangan terbesar adalah bagaimana mendapatkan permodalan. Permodalan cukuo menjadi bottle neck untuk pengembang usaha karena market global besar, bergantung kepada kemampuan kita untuk mengatur keuangan.

Apa terobosan Anda untuk ekspor?

Kami ikut pameran. Kami sangat berterima kasih kepada Departmen Perdagangan. Mereka sangat mendukung perkembangan bisnis kami. Kami banyak mendapatkan buyer baru di pameran Trade Expo Indonesia (TEI). Salah satu cara kami untuk membuka pasar baru adalah dengan mengikuti pameran juga. Kami juga masuk ke Alibaba. Dari sana setiap hari kami dapat pesanan baru.

Apakah ada pengalaman unik selama menjadi eksportir?

Bukan unik, tapi saya merasa happy. Berkat menjadi ekportir, kami mendapat banyak teman dari mancanegara. Buyer saya dari Pakistan memberikan saya kopiah dan jubah, buyer saya yang lain dari China juga memberikan keramik yang limited edition dan beratnya lebih dari 25 kg tapi mereka hand carry sendiri.

Bagaimana strategi Anda menembus pasar ekspor?

Untuk jangka pendek kami pakai cara ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Jangka menengahnya adalah bagaimana cara kami menjaga kualitas dan nilai tambah agar buyer happy. Selama buyer happy, semuanya akan berjalan lancar.

Apa dukungan yang Anda harapkan dari pemerintah?

Berbagai pelatihan dari kementrian dibutuhkan. Mendidik lebih banyak lagi sumber daya manusia yang mengerti ekspor impor. Pelatihan harus dilakukan secara kontinyu.

Apa karakteristik wewangian yang disukai konsumen di luar sana?

Kami terus eksplorasi wewangian untuk sabun. Konsumen China suka wangi sabun yang tidak terlalu kencang seperti green tea, lavender, madu, milk. Sedangkan negara di Arab dan Afrika suka dengan sabun yang parfumnya kencang seperti jasmine. Apakah nanti akan mengeluarkan sabun cair?

Sabun cair kandungan kimianya terlalu banyak. Ingredient kimia sekitar 25%. Di negara maju sekarang lebih banyak sabun batangan, karena katanya lebih ramah lingkungan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved