Management Editor's Choice Strategy

SDM, Tantangan Terbesar di Klub Satu Triliun

SDM, Tantangan Terbesar di Klub Satu Triliun

Perusahaan dengan omset sudah lebih dari Rp 1 triliun membutuhkan penanganan yang tidak biasa. Banyak dari mereka yang justru lengah dengan zona nyaman yang berhasil diraih. Country Manager Director Accenture, Neneng Goenadi mengatakan banyak dari anggota klub satu triliun yang lengah dan tidak mengawasi apa yang terjadi di bawah mereka.

“Mereka mesti mempertahankan kinerja, selalu berorientasi pada upaya perbaikan dan fleksibel terhadap permintaan pasar. Pada saat yang bersamaan, tetap harus melakukan R&D untuk mempertahankan customer yang ada dan mencari pasar baru,” katanya.

Menurut dia, masalah paling besar yang dihadapi klub satu triliun adalah bagaimana mengelola sumber daya manusia. Tidak mudah mempertahankan sumber daya manusia saat ini mengingat banyaknya tawaran dan kesempatan karier yang lebih menantang di industri baru, terutama untuk generasi millenial berusia di bawah 30 tahun.

“Ini yang sulit. Perusahaan tidak bisa bertahan dengan hanya memiliki gen X. Selain gaji, harus diciptakan berbagai pilihan yang dapat menunjang loyalitas perusahaan,” katanya.

Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia

Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia

Neneng menjelaskan, bisa dari sudut peran yang berganti, pelatihan, insentif, work environment (tempat bekerja yang nyaman dan fun), work arrangement (kerja dari rumah), izin untuk berbisnis atau kerja sampingan (yang tidak berkompetisi), dan lainnya.

“Dengan begitu, hubungan antar karyawan dan perusahaan lebih transparan. Mereka tidak lagi ngumpet-ngumpet untuk bertransaksi. Tentu saja, standar kinerja atau key performance indicator-nya dijalankan,” kata dia.

Selanjutnya, perusahaan di klub satu triliun juga harus mengelola pemasok dengan baik. Semakin besar perusahaan, semakin banyak vendor yang dikelola. Kadangkala terdapat vendor yang terlalu kecil untuk dipantau dan seringkali justru mereka yang bisa lepas dari pengawasan. “Untuk itu, harus ada sistem multi-sourcing yang efektif,” katanya.

Dia menambahkan, masalah lain yang kerap menghadang klub satu triliun adalah tata kelola yang mulai melemah. Perusahaan mesti jeli melihat hubungan dengan stakeholder yang lain, termasuk pemerintahan dan lingkungannya. “Ada tiga hal utama yang harus menjadi fokus, dengan 10 solusi kolaborasi ekosistem industri, optimalisasi internal, dan keputusan atas asset portfolio,” katanya.

Jika diperlukan, manajemen bisa membentuk tim khusus untuk memantau dan menganalisis pasar, organisasi, dan konsumen dengan memanfaatkan teknologi analytics yang canggih. “Perusahaan besar tentu memiliki sistem proses bisnis yang canggih, sehingga bisa memanfaatkan data untuk melakukan R&D dan analisis,” ujarnya. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved