Management Strategy

Persaingan Sengit di Bisnis Data, Ini Strategi XL Axiata

Persaingan Sengit di Bisnis Data, Ini Strategi XL Axiata

Persaingan di industri telekomunikasi akan semakin sengit pada tahun ini dengan fokus utama masih di layanan data. Hal itu seiring dengan semakin meningkatnya kontribusi layanan data dalam mendorong pertumbuhan perusahaan.

CEO PT XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan kehadiran layanan 4G LTE yang semakin luas di tengah-tengah masyarakat serta kehadiran perangkat (handset) dengan harga yang semakin terjangkau bakal menambah sengit pertarungan antaroperator telekomunikasi.

“Selain itu, cara menumbuhkan dan meningkatkan perkembangan ekosistem bisnis layanan data masih menjadi tantangan tersendiri,” katanya.

Ekosistem layanan data mencakup penyediaan dan perluasan jaringan 4G LTE di berbagai wilayah di Indonesia, ketersediaan perangkat pendukung dengan harga yang semakin terjangkau, serta penyediaan dan pengembangan berbagai aplikasi sesuai kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan ketersediaan teknologi 4G LTE. “Jadi, driver pertumbuhan industri ini adalah layanan data,” katanya.

Direktur Utama XL Axiata Tbk, Dian Siswarini

Direktur Utama XL Axiata Tbk, Dian Siswarini

Meski begitu, para operator telekomunikasi di Tanah Air mesti jeli dan hati-hati mengingat laju bisnis mereka di tahun ini akan banyak dipengaruhi kondisi makroekonomi seperti nilai tukar rupiah dan suku bunga yang masih rawan seiring kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). “Persaingan dari pemain telko sendiri juga berpotensi dapat mengganggu pertumbuhan perusahaan,” katanya.

Untuk meningkatkan pendapatan pada tahun ini, tak ada jalan lain selain memberi layanan menarik dengan berbasis pada pemanfaatan teknologi 4G LTE. Sehingga, pelanggan XL bisa merasakan pengalaman yang jauh lebih baik dalam menggunakan layanan data. “Terutama, dalam menikmati layanan video seiring meningkatnya minat masyarakat dalam menikmati layanan video,” katanya.

XL akan menjual sekitar 2.500 menara komunikasi operator (BTS) melalui skema lelang guna membayar sebagian utang perseroan dari total Rp24 triliun. Lelang tersebut merupakan rencana jangka panjang perusahaan dan inisiatif manajemen keuangan perseroan.

Manajemen hanya akan melelang sekitar 38 persen dari total sekitar 6.500 menara telekomunikasi XL yang tersebar di berbagai wilayah. Perseroan akan melaksanakan lelang secara terbuka dan akan mengambil keputusan dengan melibatkan Dewan Komisaris.

Dari sisi kinerja, XL mencatat rugi bersih sebesar Rp506,55 miliar hingga kuartal III 2015. Kerugian tersebut timbul akibat pendapatan yang turun, dari Rp Rp17,54 triliun pada kuartal III 2014 menjadi Rp16,92 triliun. Selain itu, XL juga mencatatakan rugi kurs sebesar sebesar Rp3,22 triliun pada periode yang sama 2015. (Reportase: Syukron Ali)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved