Management Strategy

Strategi Blue Ocean Ala Asuransi Generali

Strategi Blue Ocean Ala Asuransi Generali

Saat pertama kali PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia hadir di Indonesia di 2009, persaingan di industri asuransi jiwa sangatlah ketat. Pasalnya, saat itu sudah bercokol berbagai perusahaan asuransi besar dan sudah beropersi lama hingga puluhan tahun di negeri ini. Namun Generali tidak gentar karena perusahaan asuransi asal Italia ini memiliki strategi tersendiri.

“Sejak awal, kami selalu berprinsip dan melihat pasar dengan perspektif yang berbeda, fokus dan berupaya mencari diferensiasi dengan melakukan berbagai inovasi produk dan layanan,” Edy Tuhirman, CEO Generali.

Inilah strategi Blue Ocean yang dilakukan Generali agar perusahaan ini bisa dengan cepat diminati calon nasabah dan diperhitungkan di industri asuransi di sini. Edy sendiri adalah orang yang sejak awal membidani lahirnya Generali, sekaligus menjadi CEO pertama asuransi ini di Indonesia. Dialah yang menjadi motor penggerak asuransi ini bisa tumbuh dengan cepat, kendati usianya baru 6 tahun di Indonesia.

Edy pun mencanangkan sebuah strategi bisnis yang bernama SAYAP TERBANG, merupakan singkatan dari Serve with Integrity and Great Attitude (SAYAP) Terus Berkembang (TERBANG). Hal ini pun menjadi fondasi bisnis Generali dalam beroperasi untuk menggarap bisnis asuransi dan bersaing dengan pemain lainnya.

Edy Tuhirman, CEO Asuransi Generali

Edy Tuhirman, CEO Asuransi Generali

Lalu berbagai inovasi produk dan layanan (sistem) dibuat Generali. Misalnya Generali membuat sebuah sistem TI yang bernama Auto Risk Management System (ARMS). Ini merupakan sebuah sistem inovatif untuk memonitor dan mengontrol/risk management otomatis untuk portofolio setiap nasabah Unilink Generali sehingga lebih aman dalam berinvestasi dari gejolak pasar modal yang sedang terjadi. ARMS menjadi nilai lebih Generali, sekaligus menjadi terobosan baru di industri asuransi karena sejauh ini belum pernah ada yang mengembangkan sebelumnya.

Intinya, Generali selalu membuat berbagai tools yang menyesuaikan dengan needs and wants para nasabah serta menyesuaikan diri dengan perkembangan terkini. Misalnya asuransi ini membuat berbagai fitur yang diberikan nama seperti IService, IConnect, IClick, IPlan, dan IDare. Semua fitur itu dapat di-download di Generali Corporate App. Semua teknologi berbasis TI tersebut dibuat sendiri oleh Generali Indonesia untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabahnya.

“Meski kami perusahaan asing, tapi kami diberikan kebebasan untuk mengembangkan system, produk dan teknologi sendiri,” ujar Edy menerangkan.

Dengan berbagai inovasi yang dilakukan, kinerja Generali tumbuh pesat. Tengok saja, dalam tempo 6 tahun beroperasi di sini, kinerja Generali dilihat dari perolehan total preminya pada 2014 mencapai Rp 1,863 triliun atau no 8 di industri asuransi jiwa nasional. Kinerja per akhir 2014 ini meningkat sebesar 44,7% dibanding Rp 1,301 triliun di 2013. Jumlah nasabah dan agent-nya pun terus tumbuh yang saat ini sebanyak 139.228 nasabah dan 6539 agen yang tersebar di seantero negeri ini.

Kinerja Generali ini tergolong moncer karena bisa tumbuh dengan cepat dalam tempo singkat. Semua itu karena manajemen Generali menerapkan strategi Blue Ocean, yaitu selalu membuat berbagai inovasi dan jeli melihat ceruk pasar yang belum digarap para kompetitor yang ada sebelum Generali hadir di negeri ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved