Management

Strategi Jitu Mengangkat Pamor TV Lokal

Strategi Jitu Mengangkat Pamor TV Lokal

Stasiun TV lokal tumbuh bak jamur di musim hujan. Namun, kini banyak di antara mereka yang tengah berdarah-darah, menunggu malaikat maut, atau bahkan yang sudah lebih dulu berhenti siaran selama 3 tahun terakhir. Penyebabnya beragam, salah satunya minim konten bagus dan berkelas, termasuk dari segi kualitas gambar dan suara. Sehingga, mereka kalah bersaing dengan TV nasional.

“Sebenarnya, peluang untuk survive ada, tapi tetap perlu suntikan dana dan sumber daya manusia yang mumpuni untuk meracik konten dan produksi, atau bekerjasama dengan rumah produksi yang dapat diandalkan,” kata Jahja B Soenarjo, Konsultan DIREXION Strategy Consulting.

Menurut dia, munculnya TV lokal berjaringan seperti INews TV menunjukkan TV lokal harus berkolaborasi satu sama lain. Apalagi, seiring kehadiran era TV digital seperti sekarang. Hanya mereka yang memiliki posiitioning jelas, konten yang unik, dan tidak segan mengundang tokoh populer untuk mengisi acaranya yang bisa bertahan. Salah satu titik kelemahan TV lokal adalah kurangnya manajemen memahami bisnis.

Jahja B. Soenarjo, Chief Consulting Officer Direxion.

Dia menjelaskan, TV lokal juga harus memiliki program-program menarik, mengusung kearifan lokal, dan sesuai keinginan pasar di mana mereka beroperasi, serta bersinergi dengan media cetak dan membangun komunitas setempat sehingga lebih dilirik pengiklan. Jak-TV, Bali-TV, Jogja TV, Makasar TV, bisa menjadi contoh karena dari segi program bisa mengangkat daerahnya.

Selain itu, pamor mereka juga sudah dikenal di daerahnya. Biasanya siapa yang pertama merintis dan berpromosi itu akan lebih dikenal daripada muncul belakangan. Bahkan, Yogya TV sudah masuk ke kanal-kanal TV kabel sehingga mudah dicari orang diluar Jogja yang ingin mengetahui industri pariwisata setempat. Begitupun dengan Bali TV.

“Selain mempromosikan daerahnya, TV lokal juga harus melakukan promosi agar ditonton oleh masyarakatnya, misalnya dengan cara mengadakan program nonton bersama untuk masyarakat daerah tersebut sehingga mereka mengenal TV lokal mereka. Dan ini sudah dilakukan beberapa TV lokal,” kata dia.

Untuk mendongkrak pendapatan iklan, lanjut dia, TV lokal bisa berkolaborasi dengan TV nasional lewat perkawinan program atau dengan TV lokal lainnya. Jika memaksakan mencari iklan sendirian, TV lokal bisa-bisa hanya mendapatkan sisa-sisa anggaran yang tidak signifikan nilainya. Padahal, pemasukan dari iklan sangat penting untuk membiayai operasional dan kelangsungan hidup TV lokal. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved