Management Trends

Strategi LG Hadapi Era Digital

Strategi LG Hadapi Era Digital

Era disruptif telah dimulai. Brand top seperti LG punya strategi jitu untuk bertahan. Kuncinya, adalah inovasi. Sehingga, mereka sudah satu langkah di depan para pesaingnya. Contoh, hadirnya OLED (Organic LED) TV dari PT LG Electronics Indonesia.

Deputy Marketing Leader LG, Karel Leonardo mengatakan, LG adalah sebuah brand yang mapan. Dengan teknologi baru, perseroan seperti membuat pasar sendiri. Sehingga, tidak mudah terguncang dinamika di pasar. “Brand yang sudah mapan biasanya akan go ke high end,” katanya.

Menurut dia, brand LG telah mantap berada di benak konsumen seiring usia yang sudah 26 tahun di Indonesia. Layanan purnajual juga mendapat perhatian utama karena akan berkontribusi terhadap preferensi merek.

Untuk menjaganya agar tetap kuat, lanjut dia, LG harus beradaptasi dengan perubahan dan memberi solusi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Contohnya, perubahan selama 3 tahun berturut-turut di tampilan website perusahaan untuk lebih mendekatkan diri ke konsumen.

Deputy Marketing Leader LG, Karel Leonardo

Deputy Marketing Leader LG, Karel Leonardo

“Kami ada brand tracking untuk mensurvei kesehatan produk kami. Kuesioner ke konsumen, toko. Jadi, ada tolok ukur dan penilaian selain kami juga melihat riset-riset yang dilakukan media,” ujar dia.

Dia menjelaskan, LG juga aktif di media sosial dengan beragam konten menarik di Facebook, Instagram, dan Twitter. Yang terakhir, biasanya digunakan untuk konsumen untuk menyampaikan keluhan atau ingin mencari jaringan servis. Konten di Youtube biasanya digunakan untuk promosi. Posting di Facebook juga dibatasi agar lebih efektif.

“Untuk melakukan engagement, kami mensupport banyak event besar, terutama hari raya keagamaan. Saat Gerhana Matahari lalu, kami mendukung kegiatan BMKG di Palu yang membutuhkan TV agar semua orang bisa melihat gerhana matahari,” kata dia.

Untuk peralatan rumah tangga, LG juga menggandeng komunitas ibu-ibu arisan. Nah, LG ikut nimbrung untuk memberi nilai tambah. Misalnya, demo produk atau menghadirkan pembicara yang kompeten dengan isu-isu terkini. Kebijakan menyambangi komunitas ini sudah dirintis sejak 3-4 tahun lalu.

“Saat banjir di Kampung Pulo, kami juga membantu menyediakan mesin cuci dan cuci gratis. Kami harus konsisten dengan program yang diusung untuk membangun loyalitas pelanggan,” kata dia.

Dia menambahkan, dinamika di level konsumen berubah dengan cepat. Perseroan mesti jeli melihat perubahan dan menyesuaikan diri. Target konsumen tak bisa dipukul rata, harus menggunakan media yang tepat agar pesan yang diberikan tepat sasaran. Dengan begitu, konsumen semakin paham dengan kualitas produk LG.

Perseroan merasa diuntungkan dengan semakin banyaknya e-commerce yang menjual produk LG. Konsumen lebih mudah menjangkau produk elektronik asal Korea tersebut. Hanya saja, tidak semua dealer elektronik memandang perlu membuka toko online untuk mendongkrak penjualan.

“Konsumen browsing untuk cek harga, tapi ujung-ujungnya ke toko untuk menawar. Inilah yang kemudian memicu banting-bantingan harga,” katanya. (Reportase: Nerissa Arviana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved