Management Trends zkumparan

Strategi Metro TV Pertahankan Penonton Loyal dan Gaet Milenial

kedua dari kanan: Suryopratomo, Presiden Direkturr Metro TV

Televisi bukan satu-satunya sumber tontonan di era digital ini. Smartphone dianggap sebagai media kedua masyarakat untuk menikmati hiburan dan mendapatkan informasi. Hal itu disampaikan Suryopratomo, Presiden Direktur Metro TV kepada SWA Online di Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Menanggapi hal tersebut, Media Group (holding company dari Metro TV), sudah memiliki media digital seperti MetroXtend, Medcom.id dan Metrotvnews.com. Media tersebut merupakan suatu komplementer, bukan untuk memilah-milah. “Konvergensi ini tujuannya untuk menjadikan komplementer antara televisi biasa dan second stream di smartphone,” ujar Suryopratomo.

Ia menambahkan, “Arahnya memang kami ingin men-develop bagaimana smartphone itu betul-betul menjadi second stream, jadi memang jangkauannya akan makin luas, walaupun memang di AC Nielsen belum terpantau. Tapi, kami tidak hanya terpaku pada AC Nielsen saja, bagaimana program Metro TV itu bisa menjangkau banyak orang sehingga kemudian bisa punya nilai yang bisa kami transfer ke banyak orang.”

Adapun penonton Metro TV melalui second stream berusia antara 18-40 tahun. Sementara itu, mayoritas penonton Metro TV melalui layar besar berusia 40 tahun ke atas. “Anak mudanya kami grab melalui second stream yang ada di smartphone, penonton yang loyal, 40 tahun ke atas menggunakan televisi yang ada di rumah,” ujar dia.

Menyambut generasi muda, Metro TV menayangkan program-program yang membahas startup, teknologi, pendidikan, teknologi informasi, yang ke depannya akan terus diutamakan. Selain hadir media milik Media Group, Metro TV juga bisa diakses melalui Vidio.com dan HOOC. “Ternyata, sekarang anak-anak muda menyukai berita, hanya saja mediumnya berbeda,” tambahnya.

Namun, Metro TV menyadari bahwa manusia tidak hanya memerlukan program berita yang kaku saja, tapi juga konten menghibur lain. Sejak tahun 2006, Metro TV sebagai televisi berita mulai memasukkan program hiburan, misalnya stand-up comedy. Maka dari itu, hari ini Metro TV dan Yoshimoto Kogyo (perusahaan hiburan asal Jepang) mengumumkan kerja sama untuk program bertajuk JI-PHORIA yang bertema budaya dan kuliner. Acara ini akan ditayangkan Metro TV di Indonesia dan Osaka Channel di Jepang. Nantinya, sistem pembagian profit akan dibagi dua. “Mereka dapat sharing ke Metro TV, Metro TV dapat, akan dishare pada mereka,” dia mengungkapkan.

Acara tersebut sejalan dengan momentum hubungan bilateral Indonesia dan Jepang memasuki usia ke-60 tahun ini. Selama itu, kedua negara terus memperkuat kerja sama di bidan ekonomi, politik, hingga sosial budaya. Sebelumnya, Metro TV juga sudah memiliki program bernuansa Jepang, misalnya Kokoro no Tomo, Japan Channel. “Sejauh ini program Jepang memang disukai oleh penonton televisi Indonesia. Bahkan, dijadikan referensi, misalnya orang Indonesia nonton di Channel Japan mengenai Kyoto. Ketika mereka berangkat ke Jepang, mereka menuju Kyoto karena melihat dari acara tersebut. Banyak program Metro TV yang kemudian menjadi acuan bagi penonton, ” tutur Suryopratomo.

Tidak hanya hiburan, program kerja sama mengenai bencana alam di Jepang juga pernah dilakukan Metro TV dan Jepang. “Kami membuat program kolaborasi music di JCC, music Indonesia dan Jepang,” ungkapnya. Ia juga memaparkan, rating untuk program-program Jepang di Metro TV jauh di atas rata-rata.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved