Management

Strategi Mitsubishi Jaya Dorong Penjualan Escalator dan Elevator

Strategi Mitsubishi Jaya Dorong Penjualan Escalator dan Elevator

Menggeliatnya bisnis properti seperti mal, hotel dan apartemen berimbas terhadap bisnis industri pendukung lainnya, salah satunya elavator yang digarap PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (Mitsubishi Jaya). Perusahaan patungan ini yang dirintis tahun 1996, merupakan kerjasama antara Mitsubishi Electric Corporation dan PT Jaya Teknik Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Menurut Christian Satrya, Direktur Utama Mitsubishi Jaya, masih banyak potensi bisnis elevator di Indonesia yang belum digarap secara maksimal. Karena selama ini pembangunan masih di pusatkan di pulau Jawa, terutama Jakarta, belum lagi potensi di kawasan Indonesia Timur.

Dari sisi penjualan Mitsubishi Jaya terus mengalami peningkatan, misalnya tahun 2010 (300 unit) tahun 2012, meningkat menjadi menjadi 450 unit dan tahun 2014. (700 unit). Hanya saja, tahun 2015 sempat mengalami penurunan produksi, dari 700 unit tahun sebelumnya menjadi 500 unit karena adanya kelesuan ekonomi, dimana 30 persennya untuk ekspor.

mjee-christian

Christian Satrya, Direktur Utama PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (tengah)

“Tahun ini produksi diharapkan bisa kembali meningkat menjadi 600-650 unit. Pangsa pasar Mitsubishi Jaya saat ini sekitar 20-25 persen di Indonesia. Ke depannya, diharapkan terus meningkat di atas 30 persen,” kata Christian.

Komitmen Mitsubishi Jaya untuk terus bertumbuh juga dibuktikan dengan dibangunnya pabrik kedua di Karawang tahun 2014 dengan investasi Rp 20 miliar. Rencananya dalam tiga tahun kedepan masih akan ada tambahan investasi untuk pembelian mesin-mesin produksi. Tahun depan pabrik terbaru Mitsubishi Jaya bisa beroperasi 100%, sehingga kapasitas produksi bisa ditingkatkan sebanyak 50% dibanding tahun ini.

“Untuk gedung pabrik sudah diselesaikan, dan sebagian besar peralatan sudah kami realisasikan juga tinggal beberapa mesin. Jadi, sekarang progresnya sudah mencapai 70%, dan tahun depan pabrik kedua ini sudah komplit 100%,” kata Christian.

Saat ini, Mitsubishi Electric juga tengah mengembangkan lift berukuran kecil dengan kapasitas 4-5 orang, mengingat permintaannya terus bertumbuh. Sekarang trennya banyak bangunan kecil 3-4 lantai yang ingin menggunakan lift, seperti untuk town houses, ruko dan sejenisnya. Pasar ini sudah merebak di beberapa negara tetangga dan nampaknya akan segera merambah di Indonesia.

Pasar yang dibidik, mulai dari kontrakor kecil, pengembang besar baik lokal dan multinasional, kantor-kantor pemerintah, kedutaan besar, hotel bintang 3-5, ruko kecil hingga mal besar dan apartemen mewah. Selain itu, MJEE juga dipercaya untuk mengekspor hasil produksinya ke Asia Tenggara, Timur Tengah hingga ke Eropa.

Christian berharap pemerintah mampu mensinergikan kebijakan di bidang perdagangan dan industri. Saat ini aturan perdagangan jauh lebih kuat dari perindustrian. Karena aturan di bidang perdagangan terkait dengan kerjasama luar negeri banyak memberikan kebebasan (free trade), sementara di sisi perindustrian justru belum cukup banyak stimulasi.

Dampaknya, barang impor diuntungkan dibanding barang diproduksi di dalam negeri. Mahalnya biaya produksi dalam negeri, disebabkan karena tingginya biaya ekonomi seperti biaya logistik, biaya energi yakni listrik dan gas, tenaga kerja, dan lainnya.

“Saya berharap hal ini mendapat perhatian serius dari pemerintah. Indonesia bisa belajar banyak dari Thailand dalam memajukan industri dalam negerinya,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved