Management Strategy

Strategi Wika Menjadi Penguasa Pasar Konstruksi

Strategi Wika Menjadi Penguasa Pasar Konstruksi

Salah satu BUMN plat merah yang bergerak di bidang konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk semakin serius mengembangkan inovasi bisnisnya. Setelah sebelumnya sukses menuai hasil manis melanglang buana ke Aljazair, WIKA kembali melakukan ancang – ancang untuk menggarap pasar lain di luar negeri.

Bintang Perbowo, Direktur Utama WIKA menuturkan, pihaknya tengah menyiapkan pembangunan pabrik precast di Saudi Arabia, pembuatan proyek pelabuhan di Timor Leste, hingga proyek gedung (properti) di Malaysia. “Kuncinya adalah tak henti melakukan inovasi dan terus melakukan ekspansi. Kami ingin menjadi market leader dengan pangsa pasar di atas 3%. Selama kurun 2012-2017, perseroan menargetkan pertumbuhan sebesar 26%,” katanya.

Menurut dia, pertumbuhan sebesar itu mesti dibarengi ekspansi seperti memperbesar pasar jasa konstruksi di luar negeri (khususnya Timur Tengah), memperbanyak pabrik precast di Indonesia yang targetnya mencapai 11 pabrik hingga akhir tahun 2015. Saat ini, sudah ada 7 pabrik yang tersebar di seluruh wilayah RI. Optimalisasi kapasitas produksi dilakukan bersamaan dengan promosi produk dan konstruksi, termasuk memodifikasi produk dan teknik konstruksi yang berkualitas. “WIKA semakin gencar mencari kontrak baru sejak tahun 2012. Kontrak itu terus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya hingga beberapa tahun mendatang. Setahun, minimal harus ada 5 hasil inovasi untuk produk beton,” katanya.

Direktur Utama PT WIjaya Karya Tbk, Bintang Perbowo

Direktur Utama PT WIjaya Karya Tbk, Bintang Perbowo

Untuk mendukung performa holding, perseroan juga terus meningkatkan kinerja anak-anak perusahaan, seperti WIKA Beton di bidang precast, WIKA Intrade, dan WIKA Insan Pertiwi. Rencananya, anak usaha lainnya seperti WIKA Realty akan melepas saham ke publik pada November mendatang , sementara WIKA Gedung akan IPO pada semester kedua tahun 2016. Di bidang konstruksi, perseroan tengah gencar mengerjakan berbagai proyek di bidang kemaritiman, seperti membangun pelabuhan yang ada di Lampung. Peluang di sektor lain seperti minyak dan gas juga digarap bekerja sama dengan Pertamina (Persero). “Misalnya, proyek EPC Pertamina, seperti pengerjaan upgrading fasilitas di Tanjung Uban, Pulau Bintan. Ada juga pengembangan terminal BBM di Pulau Sambu,” katanya.

Bintang menambahkan, sejumlah proyek di luar negeri seperti di Timor Leste, Arab Saudi, Malaysia, dan beberapa negara lainnya telah disepakati. Perseroan hanya tinggal mengurus administrasinya. Sementara, beberapa proyek lain masih harus melewati proses tender. Proyek di Malaysia dan Timor Leste kebanyakan adalah proyek infrastruktur strategis seperti jalan tol. Ada juga proyek pembangunan 9 menara apartemen dan pusat perbelanjaan senilai Rp 177,6 miliar yang digarap WIKA Gedung. “Ada juga proyek pembangunan kilang minyak seperti pipanisasi dan pembangunan sejumlah tank terminal. Di Timor Leste, WIKA diberi tugas menggarap proyek pembangunan untuk pelabuhan, empat jembatan, dan bandara senilai total US$92 juta,” ujarnya.

Dia menjelaskan proyek di Arab Saudi masih dalam proses menyelaraskan sejumlah kesepahaman, seperti masalah regulasi, karena lahan telah disediakan pemerintah Kerajaan, dan WIKA hanya tinggal membawa desain yang sebelumnya juga digunakan di Aljazair. Nilai investasi proyek tersebut mencapai US$ 40 juta. Di Timur Tengah, WIKA juga tengah menjajaki proyek lain seperti pembangunan apartemen di sekitar Ka’bah, pembangunan monorel, dan beberapa elemen kilang minyak. “Sekarang kami juga sedang menjajaki pembangunan sejumlah menara di Myanmar. Adapun nilai proyeknya US$ 120 juta,” katanya. (Reportase: Fardil Khalidi)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved