Management

Suka-Duka Perusahaan Go Public

Oleh Admin
Suka-Duka Perusahaan Go Public

Menjadi perusahaan terbuka, atau go public, mempunyai sejumlah manfaat. Salah satunya perusahaan bisa mendapatkan tambahan modal dari publik. Namun, untuk menjadi suatu perusahaan terbuka , tidak sedikit juga tantangan yang harus dihadapi.

“Tujuan dan manfaat go public, biasanya untuk diversifikasi usaha,” sebut Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, dalam acara sosialisasi pasar modal kepada sejumlah anggota Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, di Jakarta.

Acara sosialisasi pasar modal kepada sejumlah anggota Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, di Jakarta, Rabu (6/2/2013).

Selain untuk keperluan perluasan usaha, ia pun menyebutkan manfaat lainnya, yakni untuk peningkatan kapasitas produksi, memperbaiki struktur keuangan dan permodalan, hingga meningkatkan profesionalisme manajemen. Bahkan, ketika melantai di Bursa Efek Indonesia, perusahaan bisa memperoleh akses pendanaan yang tak terbatas.

“Keuntungannya pertama kali, perusahaan memperoleh akses kepada dana publik yang jumlahnya ‘hampir tidak terbatas,’ dibanding memakai dana sendiri atau perbankan,” tambah I Wayan Gemuh Kertaraharja, Director Head of Corporate Finance CIMB Securities Indonesia, dalam kesempatan yang sama.

Ary Putranto, Corporate Business Development Head Mustika Ratu, juga berbagi pengalaman ketika Mustika Ratu, perusahaan yang bergerak di bidang kosmetika, menjadi perusahaan terbuka pada tahun 1995. Karena sudah melantai (go public) di pasar modal, maka laporan keuangan perusahaan bisa diakses semua orang, termasuk kompetitor. “Kompetitor bisa lihat keuangan kami, tapi kami nggak bisa lihat (keuangan) kompetitor. Artinya, kita selalu terpacu untuk memberikan yang terbaik,” jelas Ary.

Ia pun mengatakan, tuntutan untuk memberikan laporan keuangan yang baik dan tertib berdampak positif kepada manajemen perusahaan. Laporan keuangan yang baik ini juga memudahkan bank melihat kondisi perusahaan. Alih-alih mendatangi, perusahaan justru didatangi oleh pihak perbankan yang menawarkan bantuan permodalan. “Setelah kita listing sekian lama, malah bank yang menawarkan ke kami,” sambung Ary.

Diakui Hoesen, kewajiban perusahaan menyediakan laporan keuangan yang transparan dan tertib adalah salah satu tantangan. Konsekuensi yang harus dihadapi perusahaan lainnya adalah perusahaan harus memperhatikan kepentingan publik (good corporate governance). Perusahaan juga harus mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan Bapepam-LK hingga Bursa Efek Indonesia.

“Konsekuensi go public yang paling utama adalah membagi kekuasaan. Ini susah. Karena dari keluarga ini membagi kekuasaan ke orang lain susah,” tegas Hoesen yang menjelaskan tantangan di perusahaan keluarga yang mau menjadi terbuka. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved