Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Legislatif yang diadakan pada 2014 membawa angin segar bagi Industri Hotel-Restoran dan Makanan-Minuman Indonesia. Pasalnya, menjelang pemilu nanti banyak hotel dan restoran digunakan sebagai tempat pertemuan-pertemuan sehingga pertumbuhan industri ini dinilai pesat dibandingkan tahun sebelumnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesi (PHRI), Yanti Sukamdani, mengatakan bahwa wisatawan domestik maupun lokal akan lebih banyak datang ke Indonesia sehingga permintaan hotel dan restoran meningkat pesat. “Kenaikan diperkirakan mencapai delapan persen, hotel dan restoran kerap dijadikan ruang rapat atau pertemuan-pertemuan lain menjelang pemilu nanti,” ungkap Yanti dalam pertemuan Industry Outlook 2014 di Ritz Carlton.

Ia menambahkan pada 2013 wisatawan domestik sendiri mencapai sekitar 200 juta orang, sedangkan wisatawan asing mencapai sekitar delapan juta wisatawan.

Perumbuhan industri ini juga diperkirakan terus meningkat kedepannya. Yanti mengatakan perdagangan bebas yang diberlakukan di daerah ASEAN atau AFTA pada 2015 turut mendorong peningkatan permintaan hotel dan restoran kedepannya. “AFTA nanti, orang-orang asing akan berbondong-bondong dantang ke Indonesia, jelas ini juga memengaruhi permintaan hotel dan restoran,” papar Yanti.

Mengenai pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar juga memengaruhi meningkatnya jumlah wisatawan di Indonesia. “Biaya untuk ke luar negeri juga semakin mahal. Ini mendorong wisatawan domestik sendiri lebih memilih berlibur di dalam negeri saja. Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara cenderung meningkat,” kata Yanti.

Penambahan kamar hotel juga diperkirakan terus dilakukan untuk menampung peningkatan permintaan. Selai itu, Bali dan Jakarta masih menjadi daerah yang tingkat hunian kamar hotel tinggi. Diikuti daerah-daerah lain seperti Yogya dan Solo. (EVA)