Management

Tantangan Perusahaan dalam Mengelola SDM dan Isu Lokal

Tantangan Perusahaan dalam Mengelola SDM dan Isu Lokal

Saat ini, perusahaan global berupaya mengenali inti masalah dalam mengelola SDM dan membangun struktur manajemen SDM global yang sesuai karakter lokal. Perusahaan proaktif meninjau ulang strategi dan metode melatih karyawan serta sistem manajemen SDM seiring dengan permintaan pasar yang terus berubah secara signifikan. Inisiatif ini merupakan strategi jangka panjang perusahaan yang diharapkan mampu membangun landasan utama mengelola SDM yang berdampak terhadap bisnis dan daya saing perusahaan di kancah global.

Di Indonesia, jumlah perusahaan yang berekspansi dan mengembangkan bisnisnya di luar negeri itu semakin banyak dengan membangun cabang di mancanegara untuk mendorong kapabilitas manufaktur serta memperluas penjualan ke pasar global. Manajemen perusahaan dapat mengatasi berbagai tantangan, seperti menciptakan daya saing yang kompetitif, berinovasi, dan memperbaiki kualitas produk.

10 isu stratgis SDM

Pengembangan SDM dan isu lokal diperlukan bagi perusahaan yang berkekspansi ke kancah global. (Ilustrasi Foto : Istimewa).

Menurut Toshihiro Fujiwara, Management Director dari QUNIE, perusahaan konsultan milik NTT Data Group di Jepang, mencermati tantangan yang dihadapi perusahaan itu terkait kepegawaian dan kurangnya pengalaman manajemen talenta lokal. Kendala itu merupakan hal yang menonjol sehingga menjadi hambatan dalam menjalankan bisnis yang berkesinambungan. “Sebagai contoh, bagi perusahaan Jepang adalah hal yang biasa untuk menempatkan karyawan tanpa pengalaman sebagai manajer atau manager menengah untuk menduduki posisi manajerial di struktur anak perusahaan. Oleh karenanya, para karyawan yang tidak menguasai secara spesifik keahlian manajemen perusahaan dan manajemen SDM, hanya akan menjadi pelaksana manajemen saja,” kata Fujiwara dalam rilisnya di Jakarta, baru-baru ini.

Selain itu, kurangnya penghargaan bagi para karyawan berprestasi akan mempengaruhi motivasi dan akan mengakibatkan mereka lari ke perusahaan pesaing dengan budaya penghargaan yang lebih baik. “Untuk kelangsungan proses berkembangnya bisnis, sangat penting untuk meninjau ulang mekanisme dan mengoptimalkan manajemen SDM, salah satunya dengan mempertimbangkan program penghargaan, sistem evaluasi, sistem penilaian, dan jalur karir, selain memperbaiki pendidikan dan pelatihan,” ucap Fujiwara.

Menurut survei Federasi Bisnis Jepang di bulan Maret 2016, topik yang berkaitan dengan SDM berada di daftar tantangan utama dalam eksekusi manajemen perusahaan di tingkat global. Federasi Bisnis Jepang menempatkan isu kecepatan perkembangan dan pelaksanaan strategi SDM global tidak dapat mengimbangi perkembangan bisnis global sebagai isu yang menempati peringkat teratas di survei yang melibatkan 63% responden, diikuti dengan isu retensi manajemen puncak di cabang luar negeri dan ketidakpahaman kantor pusat akan situasi dan manajemen kepegawaian yang diperlukan cabang perusahaan di luar negeri. “Kita tahu bahwa perusahaan menghadapi banyak tantangan di manajemen SDM, namun perusahaan masih belum dapat memahami latar belakang permasalahan atau memiliki metode yang tepat untuk menyelesaikannya,” ungkap Fujiwara.

Hal yang penting dilaksanakan kantor pusat dan cabang perusahaan di luar negeri adalah bekerjasama dengan baik dan membangun mekanisme yang sesuai dengan karakteristik lokal. Kebutuhan untuk mengindentifikasi permasalahan lokal dengan berkomunikasi dengan karyawan dan manajer lokal, serta pada saat yang sama memprioritaskan tindakan implementasi dalam menanggulangi aneka macam kendala. Menjawab tantangan dan masalah tersebut, salah satu solusi yang dimiliki QUNIE adalah sebuah metodologi yang dimulai dengan mengidentifikasi problem utama dan merancang solusi dalam rentang waktu satu hingga dua bulan, dilanjutkan dengan pelaksanaan solusi kunci yang didasarkan pada prioritas bisnis. “Metodologi ini telah berhasil kami lakukan terhadap klien-klien yang secara khusus menghadapi tantangan dalam pengelolaan sumber daya manusia,” ungkap Fujiwara. Yang terpenting, lanjut Fujiwara, adalah memahami inti masalah agar dapat menyiapkan solusi yang efektif dan efisien. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved