Management Strategy

TEI Tarik Perhatian Pasar Non Tradisonal

TEI Tarik Perhatian Pasar Non Tradisonal

Ajang pameran dagang terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia (TEI) 2015 membawakan hasil yang mengejutkan. Hal ini dikarenakan TEI mampu menembus pasar nontradisional dengan dibuktikkan oleh banyaknya transaksi dari negara bukan tujuan utama ekspor seperti Mesir, Uni Emirat Arab, Afrika dan Mesir. Hal ini sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo usai membuka pameran dagang internasional tersebut Oktober silam.

P_20151118_131852-800x450

“Buyers pada TEI 2015 didominasi dari negara non tradisional. Hal ini menunjukkan diversifikasi yang ditunjukkan pemerintah sudah mendapatkan hasil,” ujar Nus Nuzulia Ishak, Dirjen PEN Kementerian Perdagangan RI.

Adapun jumlah kontribusi terbesar yang dilakukan oleh negara nontradisional sebagai buyers dalam bertransaksi produk antara lain adalah Malaysia dengan nilai transaksi sebesar US$ 109,62 juta, Uni Emirat Arab sebesar US$ 86,24 Juta, Afrika Selatas sebesar US$ 52,01 juta, Turki US$ 44,93 juta, dan Mesir sebesar 42,76 juta.

TEI tahun ini diikuti oleh 1.046 peserta dan berhasil dikunjungi oleh 14.041 visitor mancanegara. Memang dari jumlah pengunjung mengalami penurunan sebesar 34% dibandingkan tahun lalu. Namun yang harus diperhatikan untuk tahun ini adalah jumlah negara yang mengikuti ajang bergengsi ini bertambah menjadi 129 negara.

Pameran TEI 2015 telah berhasil membukukan total transaksi sebanyak US$ 909,31 juta dengan rincian perolehan transaksi produk sebanyak US$ 857,37 juta dan transaksi jasa sebanyak US$ 51,94 Juta. Transaksi produk meningkat sebanyak 5,29% dibandingkan tahun lalu pada ajang yang sama.

Hal yang paling banyak diminati oleh buyer dari mancanegara adalah produk tekstil. Namun beberapa komoditas seperti furnitur, makanan olahan, kopi, dan produk kimia asal Indonesia juga tetap diminati. Tidak hanya sampai di situ. Ketersediaan sumber daya manusia di Indonesia juga menarik perhatian beberapa negara dalam hal penyediaan jasa tenaga kerja.

“Tekstil dan produk tekstil masih menempati posisi pertama dengan total transaksi sebanyak US$154,05 juta diikuti dengan furnitur sebesar US$ 116,26 juta, makanan olahan dengan transaksi US$ 107,99 juta, kopi US$ 62 juta dan produk kimia sebesar US$ 46 juta. Untuk jasa, yang paling banyak diminta adalah plantation,” tutup Nus. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved