Management

Trans Media Bidik Pertumbuhan Dua Kali Lipat

Trans Media Bidik Pertumbuhan Dua Kali Lipat

Tahun 2017 sangat berarti untuk Trans Media. Mereka mencanangkan pertumbuhan dua kali lipat. Bagaimana caranya? “Kami menyinergikan berbagai media kami mulai dari

TV, portal berita online, YouTube Channel, media sosial, TV berita, dan lainnya. Tahun ini, kami ingin memaksimalkan kekuatan digital kami untuk mendukung media kami lainnya. Sehingga, klien mendapat banyak layanan dari kami sebagai total campaign,” kata Atiek Nur Wahyuni, CEO Trans Media.

Menurut dia, untuk memenangi persaingan yang semakin ketat Trans Media membuat program yang kreatif dan dapat dimonetisasi dengan baik. “Kami memberikan total campaign kepada klien/pengiklan. Saat ini juga pengiklan tidak sekedar hanya iklan mereka ingin ditonton tapi juga ingin menciptakan engagement dengan calon konsumen. Kami melakukannya via media sosial seperti FB, Twitter, dan Youtube,” papar dia.

Atiek Nur Wahyuni

Dia menjelaskan, Trans Media tengah memperbaiki produk Trans TV dan Trans 7 sehingga lebih disukai penonton. Kedua masih menjadi kontributor terbesar pendapatan karena kontribusi dari Detik baru sekitar 10%. Untuk mendongkrak jumlah penonton Trans TV, mereka meluncurkan SineTrans untuk menjaring lebih banyak penonton wanita. Mereka menggandeng sederet bintang ternama seperti Prilly Latuconsina, Roy Marten, Ira Wibowo, dan lainnya.

“Kami mengombinasikan antara bintang baru dan bintang yang sudah memiliki nama besar. Kami ingin perkuat segmen female dengan program drama di Trans TV. Kami menyasar upper-middle setelah sebelumnya lebih ke upper. Usia berkisar 15-45 tahun walau kami juga ada animasi Adit Sopo Jarwo untuk segmen anak-anak,” terang dia.

Dari hasil survei Nielsen, lanjut dia, program drama masih diminati masyarakat dan bisa merangkul jumlah penonton lebih banyak. Bagian dari CT Corp ini juga masih mempertahankan film-film Barat bermutu lewat program Bioskop Trans TV. Mereka juga menyiapkan program transisi antara program baru dengan program lama yang tidak lagi bisa bersaing. “Contoh, di Trans 7 ada program transisi seperti Talkshow Demi Nyai,” terangnya.

Untuk program lama yang masih berjaya, Trans Media juga melakukan sedikit perubahan seperti OVJ yang muncul dengan para cast baru. Ada juga program Hitam-Putih, On The Spot, dan Mancing Mania. Mereka juga mengandalkan tim produksi sendiri (inhouse) untuk membuat program yang berkualitas. Namun, ini tidak berlaku untuk Sine Trans yang telah menggandeng MD Entertainment. Keunggulan menggunakan inhouse adalah lebih fleksibel dengan para pengiklan bila dibandingkan menggunakan PH dari luar.

“Kami merekrut para fresh graduate, lalu memberikan pelatihan-pelatihan terkait industri media ini. Untuk tim produksi ada 4 tim besar yang memiliki kelebihan di masing-masing segmen misalnya ada tim yang lebih unggul di program entertainment, ada yang di reality show, dan lain sebagainya. Walaupun mereka juga dapat memegang program lainnya,” katanya.

(Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved