Management zkumparan

Transformasi AP II Menuju Great People

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin.

Ajang kompetisi HR Excellence Award yang diadakan SWA, bekerja sama dengan Lembaga Management Universitas Indonesia, untuk ke sembilan kalinya mampu memberikan insight atas munculnya permasalahan mengenai SDM di era disruptif ini. Di sini, para peserta HR Excellence Award 2018 berusaha memaparkan apa yang telah dilakukan dalam pengembangan SDM perusahaanya.

Dalam kategori HR Transformation, Angkasa Pura II (AP II) menduduki peringkat satu. Perusahaan ini berhasil melakukan transformasi SDM di BUMN yang bisnisnya di bidang pengelolaan bandara. Saat ini, AP II mengelola 13 bandara ditambah 2 bandara baru pada tahun 2018, yaitu Banyuwangi dan Bandara Kertajati untuk penerbangan haji. Penambahan ini melihat populasi pergerakan industri penerbangan yang luar biasa dan program pemerintah untuk pariwisata Indonesia.

Direktur Utama Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin, berusaha untuk tetap update sebagai korporasi sekaligus mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang bergerak cepat. Oleh karena itu, perusahaan membuat program besar transformasi Giant Dreams 2020 dengan visi menjadi The Best Smart Connected Airport Operator in the Region. Transformasi ini meliputi transformasi bisnis & portofolio, infrastruktur & sistem operasi, dan human capital (HC).

Tranformasi HC yang dilakukan AP II adalah pertama, mencari strongest by best people. Kedua, nilai budaya perusahaan, yaitu PERFORM-ing for Committed to Excellence yang diperkuat dengan regulasi infrastruktur. Ketiga adalah transformasi organisasi dari product service organization menuju customer centric organization. “Program transformasi ini dibuat sendiri, tanpa konsultan. Kami percaya kekurangan kami hanya kami yang tahu,” ungkap Awaluddin yang telah memimpin AP II sejak 2016.

Semua transformasi tersebut dikelola oleh Human Capital Management. Ia percaya SDM tidak dapat dipisahkan dari organisasinya, begitu juga sebaliknya. Setelah program tersebut berjalan, akan ditetapkan manning-nya, pembenahan proses bisnis, dan merancang ulang infrstruktur IT sebagai enabler-nya. “Transformasi people dibagi menjadi empat pilar, yakni perekrutan, pengembangan SDM, pengelolaan talent, dan penyeimbangan pola hidup karyawan,” ungkapnya.

Dalam perekrutan, AP II lebih spesifik dengan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk melakukan fast track recruitment untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik. Pengembanagan SDM dijadikan AP II sebagai investasi pada manusia.”AP II saat ini memiliki 6.000 karyawan sehingga program invest in people kami fokuskan dan perbanyak,” ujar Awaluddin. Pembinaan leader dan SDM menjadi salah satu program transformasi perusahaan, yakni building great leader & great people.

Menurutnya, investasi pada SDM menjadi salah satu tugas leader. Leader harus selalu berupaya memberdayakan seoptimal mungkin SDM-nya dan memberikan berbagai sumber daya yang tepat dan memadai sehingga SDM tersebut dapat memenuhi tanggung jawabnya. “Invest in people juga merupakan pengejawantahan dari salah satu program 3GB (Getting Bigger, Getting Broader, Getting Better),” paparnya.

Muhammad Awaluddin bersama timnya AP II.

Maka dibentuklah Airport Learning Center (ALC) yang menjadi unit mandiri dengan fungsi utama yaitu Center of Chiefship (creating great leader), Center of Competence (creating great people), dan Center of Certification (creating global standard). ALC dibentuk secara cepat dikarenakan untuk mengantisipasi tiga hal, yaitu business model variability, infrastructure/operation efficiency, dan dynamic competencies. Bagi Awaluddin, standar global menjadi faktor penting karena bandar udara adalah industri yang sangat benchmarkable dan comparable, dapat dirasakan langsung perbedaannya.

ALC memiliki dua program besar. Pertama, Great People Development Program (GPDP) yang didalamnya terdapat program pelatihan dan pendidikan: Global Development Program (GDP) untuk menciptakan SDM profesional melalui short course yang memiliki sertifikasi internasional dan diakui seluruh dunia, dan Management Development Program (MDP) untuk meningkatkan pendidikan formal karyawan AP II. Kedua, Great Leader Development Program (GLDP) yang didalamnya terdapat Talent Development Program (TDP) untuk menciptakan talent-talent AP II sebagai next leader.

Untuk strategi kompensasi dan benefit, AP II menggunakan metode internal equity dan external competitiveness, dengan menata ulang persebaran yang berkaitan dengan gaji. Internal equity (keadilan internal) memastikan bahwa jabatan yang lebih menantang atau orang yang mempunyai kualifikasi lebih baik dalam organisasi dibayar lebih tinggi. Saat ini hal tersebut hanya diterpakan melalui kelas jabatan. Bila dilihat posisi gaji karyawan terhadap nilai median di masing-masing kelas jabatan, dapat ditarik kesimpulan karyawan yang masuk kriteria underpaid dan overpaid.

Sementara, external competitiveness menjamin bahwa pekerjaan mendapatkan kompensasi secara adil dalam perbandingan dengan pekerjaan yang sama di pasar tenaga kerja. “Mengetahui posisi standar gaji terhadap pasar dapat membantu manajemen mengetahui daya saing untuk menarik sumber daya manusia terbaik untuk bekerja di AP II,” jelasnya. Selain itu, external competitiveness juga dapat menjadi alat untuk mempertahankan talent yang sudah ada supaya tidak tertarik untuk keluar dari perusahaan dengan pertimbangan standar gaji sudah kompetitif dari perusahaan lain.

Hasilnya, pada tahun 2017, AP II menembus 105 juta traffic passengers dari sebelumnya yaitu 95 juta traffic passengers. Lompatan besar yang mencapai double digit, 10% dibandingkan industri global yaitu 5% – 5,5%, memberikan kepercayaan AP II untuk menargetkan 13% dengan menembus 119 juta traffic passenger. Khusus Bandara Soekarno-Hatta mencapai 63 juta traffic passengers (2017 dan diprediksi hingga tahun 2025 dapat menembus sekitar 100 juta traffic passengers.

Program ini akan dicapai tahun 2018 dengan menyiapkan bandara agar dapat menerima 1 juta traffic aircraft. “Tahun 2018 investasi pada infrastruktur kami sebesar Rp 18,7 triliun. Rencana investasi dialokasikan masing-masing untuk peningkatan sisi udara yakni sebesar Rp 7,7 triliun, untuk peningkatan sisi darat (terminal) sebesar Rp 5,4 triliun, dan untuk fasilitas penunjang Rp 5,6 triliun,” ia berujar.

Transformasi yang dilakukan berdampak pada kinerja bisnis dengan mencatatkan revenue sebesar Rp 8,1 triliun. Target pendapatan pada tahun 2018 sebesar Rp 9,4 triliun atau tumbuh sebesar 17,6%. “Untuk mencapai itu, AP II mengusung RKAP Airports Grow Faster 2018 dengan menetapkan tiga program utama, yaitu percepatan pertumbuhan pendapatan, menjadikan satu juta pergerakan pesawat, dan implementasi bandara digital,” kata Awalludin.

Reportase: Jeihan Kahfi Barlian www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved