Management Editor's Choice Strategy

Triputra Group, Ogah Jor-Joran Soal Gaji

Triputra Group, Ogah Jor-Joran Soal Gaji

Perang talent masih saja terjadi. Tak sedikit perusahaan yang menawarkan sign up bonus atau transfer fee untuk bisa mendapatkan talent terbaik. Hanya saja, Triputra Group ogah melakukannya. CFO Triputra Group, Erida Djuhandi, mengatakan, tantangan buat perusahaan mendapatkan the right winning team.

“Cuma, buat kami, kebetulan sosok Teddy P Rachmat punya networking yang bagus. Dia juga sangat friendly sehingga membantu menarik orang tanpa paksaan. Jadi good will dari shareholder itu sendiri juga membawa pengaruh,” kata dia.

Menurut dia, tidak semua orang bekerja semata-mata hanya karena uang. Banyak juga yang betah di sebuah perusahaan karena visi-misinya cocok dengan dirinya. Kemudian sosok shareholder-nya juga, chemistry-nya cocok. Inilah kunci menarik para eksekutif top. Jadi, motivasi kerja para eksekutif dari hati tak semata-mata penawaran materi.

“Kami perlu melakukan seperti itu (sign up bonus) karena umumnya yang terjadi seperti yang saya bilang tadi. Bahkan ada beberapa orang menerima gaji lebih kecil dari tempat sebelumnya.

Direktur Keuangan Triputra Group, Erida Gunawan Djuhandi

Direktur Keuangan Triputra Group, Erida Gunawan Djuhandi

Memang, banyak perusahaan yang menjadikan insentif yang bisa diformulasikan dari depan sebagai motivasi. Formulasinya, seperti pembobotan KPI yang ingin dicapai perusahaan untuk satu tahun. Misalnya, ingin menaikkan pangsa pasar dalam satu tahun. Inilah formula insentifnya.

Di Triputra Group, lanjut dia, lebih menekankan ke pangsa pasar, kepuasan konsumen, produktivitas, efisiensi, dan biaya rendah. Key Performance Indicator juga terbagi dua menjadi Key Leading Indicator (pemicu) dan Key Lagging Indicator (akibat).

“Setiap tahun bisa berbeda bobotnya. Orang yang bertanggung jawab di sana sekaligus mendapat bobot lebih besar. Tapi, semuanya bergantung pada kondisi makroekonomi,” kata Erida.

Saat ekonomi lesu seperti sekarang, tentu akan turun variabelnya karena kinerja perusahaan rata-rata kurang baik. Hampir semua komoditas, seperti batubara, CPO, karet dan lain-lain turu sehingga otomatis laba perusahaan ikut turun.

Namun, pemangkasan baru akan terjadi tahun berikutnya karena pembagian dilakukan setelah tutup buku alias di tahun berikutnya. Kemungkinan di tahun depan akan ada pemangkasan porsi bonus itu.

“Rasanya secara umum sama. Komponen kompensasinya sama secara umum yaitu main salary, fasilitas, seperti mobil, dan sebagainya. Kemudian bonus sesuai dengan pencapaian. Bonus didapat dari pencapaian performace perusahaan dan performance individu,” kata dia. (Reportase: Arie Liliyah)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved