Management Strategy

Upaya Soho Global Medika Menyiasati Anjloknya Rupiah

Upaya Soho Global Medika Menyiasati Anjloknya Rupiah

Di pengujung September nilai mata uang rupiah semakin melemah hingga Rp 11.427 per dolar AS. Hal ini semakin banyak dikhawatirkan para pebisnis di Indonesia, khususnya yang mengandalkan produk impor. Dampak melemahnya rupiah terhadap dolar AS sangat dirasakan para pemain alat kesehatan (alkes).

Data dari Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan (Gakeslab), menyebutkan sekitar 80% pelaku usaha di bisnis alkes berbentuk perseroan komanditer (CV).Tentunya hal ini sangat memberatkan para pemain alkes yang kebanyakan pemain kecil untuk membayar selisih kurs.

Soho

Menurut Obed Fukliang, Direktur Sales & Marketing PT Soho Global Medika (SGM), melemahnya nilai rupiah semakin menyulitkan untuk menjual alat-alat kesehatan. Meskipun, dari evaluasi harga, dalam waktu dekat pihaknya belum ada rencana untuk menaikkan harga. “Khususnya untuk alkes dengan teknologi advanced tidak naik, tapi untuk alkes yang sifatnya habis pakai, kemungkinan akan naik 10%,” katanya.

Diakui Obed saat ini pemain manufaktur alkes baru sekitar 15 – 20% berdasarkan klasifikasi alatnya. Sedangkan, untuk alkes dengan teknologi canggih baru sekitar 5% produksi dalam negeri. Hal inilah yang membuat dampak pelemahan rupiah sangat terasa.

Untuk mengatasi hal tersebut, SGM pun telah melakukan serangkaian cara untuk meyiasati kemungkinan dampak terburuk dari pelemahan rupiah. Menurut Obed, dalam menyiasati kemungkinan terburuk, pihaknya telah melakukan beberapa hal, seperti: buffering stock, negosiasi dengan principal, evaluasi harga dan rencana untuk mendirikan perusahaan manufaktur di Indonesia dalam 3 – 5 tahun ke depan,” ujar Obed di sela-sela acara peresmian showroom USG-nya (30/09), di Jakarta.

SGM merupakan salah perusahaan alkes yang dirintis 2012. Anak perusahaan Soho Group Health ini merupakan perusahaan alkes pertama yang memiliki showroom USG di Indonesia dan menggunakan perawat sebagai tenaga penjualnya.Menurut Obed, dari sisi penjualan, September ini mengalami kenaikan penjualan sekitar 70%, khususnya dari penjualan perawatan luka (Wundres) dan untuk patah tulang (Ortocast), disusul Veino Plus yang ditargetkan hingga akhir tahun ini mencapai Rp 50 miliar. “Tahun depan diharapkan naik 30-50%,”tuturnya.

Rencananya, 2016 Soho Group akan membuka pabrik sekaligus memproduksi obat luka. “Dalam 3 tahun ke depan kami akan memproduksi sendiri Wundres yang saat ini pertumbuhan penjualan paling tinggi, apalagi bahan bakunya bisa diperoleh di tanah air,” kata Obed. Untuk meningkatkan penjualannya, Soho Goup melakukan kerjasama dengan teaching hospital lewat pengiriman tenaga perawat Soho untuk melakukan edukasi seputar perawatan luka, dan juga menggandeng Perhimpunan Perawat Indonesia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved