Management Trends

Virus Corona Mendongkrak Penjualan Asuransi Kesehatan

Tahun 2020 Allianz menargetkan pertumbuhan double digit. Berbagai strategi tentu dilakukan untuk mencapai target tersebut. Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia, Karin Zulkarnaen optimistis meskipun adanya wabah virus corona yang merebak di berbagai negara hingga masuk ke Indonesia di awal tahun 2020, pihaknya tidak terdampak. Justru ini momentum untuk mengedukasi masyarakat terhadap pentingnya memiliki asuransi.

“Penjualan produk asuransi Allianz justru meningkat, agen-agen kami minta untuk melakukan edukasi kepada masyarakat betapa pentingnya asuransi untuk proteksi diri,” jelasnya

Lebih lanjut, kata Karin salah satunya yang dijadikan andalan untuk growth itu adalah agency rekrutmen, karena masyarakat Indonesia memang masih menyukai metoda face to face untuk konsultasi dengan para agen. Namun, sejak tahun 2018, perusahaan merekrut agen-agen milineal. “Perusahaan melihat bahwa pasar milenial ini potensinya besar. Agen masih merupakah channel strategis untuk Allianz bertumbuh,” paparnya.

Di tahun ini, Allianz akan menambah kerja sama dengan perbankan dalam waktu dekat. Saat ini Allianz sudah bersinergi dengan HSBC, BTPN dan Maybank. “Setiap bank karakteristiknya berbeda, sehinggga produk-produk yang ditawarkan pun bervariasi,” jelasnya.

Untuk diketahui, saat ini Allianz telah mengelola aset nasabah dengan kenaikan jumlah tertanggung sebanyak 9,49 juta atau bertambah sebesar 18,9% dari tahun sebelumnya sebanyak 7,92 juta tertanggung.

Di tengan tahun politik Indonesia dan ketidakpastian ekonomi global pada tahun 2019, Allianz Indonesia justru menutup tahun dengan catatan kinerja positif. Hal tersebut dibuktikan dengana adanya perkembangan return investasi yang baik dengan total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp 40,18 triliun atau naik sebesar 14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 35,33 triliun, termasuk dana kelolaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz.

Portofolio AUM Allianz Indonesia tersebut terdiri dari dana yang dikelola dari produk unit linked sebesar 53%, asuransi jiwa dan kesehatan sebesar 25% dan DPLK sebesar 22%.

Karin menjelaskan bahwa hingga saat ini, masyarakat Indonesia minat terhadap unit link masih tinggi, hal itu dikarenakan produk tersebut merupakan kombinasi investasi dan asuransi. Di mana nasabah bisa memilihin rider asuransi atau asuransi tambahan sesuai dengan kebutuhan mereka.”Karena fleksibilitas inilah sehingga unit link diminati,” jelasnya.

Kini, Allianz telah mengelola 60 jenis unit link, Beberapa yang paling banyak dipilih oleh nasabah sepanjang 2019, adalah SmartLink Equity Fund dengan dana kelolaan Rp 10,17 triliun, atau naik 4,09%, SmartLink Fixed Income Fund dengan dana kelolaan sebesar Rp 1,35 triliun atau naik hingga 38,76%. Sementara SmartLink Balanced Fund mengalami penurunan 0,80% menjadi Rp 2,16 triliun. Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, Ni Made Daryanti mengatakan biasanya di tengah ketidakpastian pasar modal, nasabah akan pindah ke fixed income.

Untuk setiap jenis fund, portofolio manager melakukan strategi aktif agar hasil imbal balik dana kelolaan tetap optimal di tengah apa pun keadaan pasar yang terjadi. Nasabah dapat memilih jenis fund dari produk unit link sesuai profil risiko dan kebutuhan masing-masing, kemudian kami akan mengelola fund yang dipilih nasabah sesuai dengan strategi fund tersebut agar hasilnya optimal. “Dengan hasil prima dari kinerja fund jangka panjang ini, kami berharap dapat terus mempertahankan kepercayaan nasabah dalam memberikan perlindungan asuransi dan pengelolaan fund,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved