Management Editor's Choice

Warisan Berharga dari Oom William

Warisan Berharga dari Oom William

William Soeryadjaya, atau yang lebih akrab dipanggil Oom William, adalah tokoh bisnis inspiratif bagi para pelaku bisnis di Tanah Air. Kegigihan dalam membangun bisnis, semangat pantang menyerah, menjunjung tinggi etika berbisnis, kepedulian terhadap karyawan, dan menempatkan martabat pribadi dan keluarga di atas segala-segalanya, menjadikan Oom Wiilliam patut menjadi panutan bagi siapapun. Warisan berharga tokoh bisnis di tanah air yang wafat pada 2 April 2010 dalam usia 86 tahun itu dituangkan dalam buku Man of Honor, ditulis oleh 2 wartawan senior SWA, Harmanto Edy Djatmiko dan Teguh S. Pambudi. Buku ini diluncurkan pada 20 Desember 2012 di Hotel Riz Carlton, Pacific Place, Jakarta.

Peluncuran Buku Man of Honor, Oom William, William Soeryadjaya, SWA, Bisnis, Buku, Astra International

Peluncuran Buku Man of Honor

Hadir dalam peluncuran tersebut, istri Oom William, Lily Soeryadjaya, dan empat anak mereka: Edward Soeryadjaya, Edwin Soeryadjaya, Joice Soeryadjaya dan Yudith Soeryadjaya. Selain itu, para pengusah dan pimpinan perusahaan papan atas di Indonesia maupun tokoh nasional, antara lain, mantan Wakil Presden RI M. Jusuf Kalla dan mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim.

Salah satu hal yang palung berkesan di mata Edwin, “Papa selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan Astra, dengan membangun lembaga Dharma Bhakti Astra, Astra Mitra Ventura, juga menyiapkan dana pensiun karyawan.”, kenang putra kedua William Soeryadjaya ini. Pada acara tersebut, salah satu pendiri Saratoga Capital itu juga mengingat ketika ayahnya menangis saat 120 karyawan PT Toyota Astra Motor harus dilepas pada tahun 1996. Saat itu, cerita Edwin, William Soeryadjaya meratapi nasib karyawan Astra Internasional yang harus merasakan pahitnya hidup tanpa pekerjaan. Banyak kalangan mengakui sosok William Soeryadjaya sebagai pengusaha humanis yang sangat peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya.

Pada kesempatan yang sama, Jusuf Kalla berbagi cerita tentang kesempatan bisnis yang dibuka oleh Oom William kepadanya 44 tahun silam. Di tahun 1968, Jusuf yang sedang memulai kariernya sebagai pebisnis mobil di Makassar memerlukan persetujuan dari Oom William selaku agen resmi Toyota di Indonesia untuk mengimpor mobil Jepang tersebut. “Ia langsung memberikan kepercayaan pada saya untuk menjadi agen resmi Toyota di wilayah Indonesia Timur, setelah saya menunjukkan berkas-berkas bisnis saya dengan Toyota pusat di Jepang, tanpa mengecek kelengkapan bisnis saya seperti ada tidaknya kantor.”, ujarnya terpukau. Sejak saat itu hubungannya dengan Oom William menjadi dekat dan ia banyak belajar dari Oom William tentang menghargai hal-hal kecil namun esensial dalam hidup. Di mata Jusuf Kalla, Oom William merupakan seseorang yang low profile, meskipun termasuk salah satu orang Indonesia terkaya pada zamannya.

Presiden Komisaris Astra Internasional, Budi Setiadharma, juga mengenang kepercayaan besar Oom William kepadanya saat memimpin Astra Internasional cabang Medan di usia 27 tahun. Perjalanan karirnya hingga saat ini merupakan bimbingan Oom William. “Apapun yang kamu kerjakan, Oom dukung penuh.”, kenangnya mengutip perkataan Oom William saat ia diberi posisi strategis di Astra Internasional. Menurut Budi, Oom William adalah pengusaha yang anti-PHK. Saat Astra Internasional diterpa krisis, Oom William berpesan kepadanya untuk tidak melakukan PHK kepada karyawan. Dalam pengamatannya, keunikan Oom William sebagai seorang pengusaha yang peka terhadap kesejahteraan ditopang oleh religiusitasnya yang tinggi.

Meskipun lepas dari keluarga Soeryadjaya di tahun 1992, Astra Internasional telah menjadi aset penting bagi negara. Hal itu dipuji oleh mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Prof. Emil Salim. “Pekerjaannya mampu menciptakan pekerjaan bagi masyarakat luas.”, ujar Emil. Emil sangat menghargai kepedulian Oom William terhadap isu lingkungan hidup. “Ia adalah salah satu konglomerat Indonesia pertama yang mendukung gagasan pelestarian lingkungan hidup di tahun 1983. Ia mendorong para pengusaha lain untuk bekerjasama dengan pemerintah dan LSM dalam upaya pelestarian lingkungan.”, kenangnya. Menurutnya, Oom William merupakan pelopor gerakan CSR di kalangan pengusaha Indonesia.

Oom William meninggalkan warisan besar di dunia bisnis Indonesia dalam rupa Astra Internasional. Segala pemikirannya tertuang dalam buku Man of Honor: Kehidupan, Semangat, dan Kearifan William Soeryadjaya yang merupakan prakarsa Astra Internasional dan Majalah SWA.

Putra sulung Oom William, Edward Soeryadjaya, menyatakan akan meluncurkan buku The True Story of Astra. “Buku ini akan melengkapi buku Man of Honor.”, ungkapnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved