Management zkumparan

WIR Group, Dibangun sebagai Perusahaan yang Lincah dan Inovatif

WIR Group, Dibangun sebagai Perusahaan yang Lincah dan Inovatif
Daniel Surya

Daniel Surya, CEO WIR Group

Suatu hari di awal 2010, Daniel Surya dan beberapa temannya berkumpul di toko buku Times, Lippo Karawaci, Tangerang. Meski terkesan santai, tujuan Daniel dkk. berkumpul kala itu sangatlah serius. Mereka ingin branding agency dari Indonesia bisa menjadi penguasa di negeri sendiri, bahkan mampu berkiprah di mancanegara.

Daniel dan sejumlah temannya kemudian mendirikan WIR Group. Sebelumnya, Daniel telah meroketkan tiga anak usaha Grup WPP, yaitu Addison, Landor Associates, dan Enterprise IG yang kemudian berganti nama menjadi The Brand Union.

Dari pengalamannya malang melintang di berbagai perusahaan, Daniel menilai inovasi adalah kunci agar perusahaan bisa terus relevan. Maklumlah, WIR Group lahir di era VUCA. “Di dunia bisnis ini, tidak ada yang certain, makanya kita butuh inovasi,” katanya.

Menurut Daniel, ia membangun WIR Group sebagai perusahaan yang lincah dan tidak rigid. “Mentalitasnya cepat, stay small, but always think big,” ujarnya tandas.

Sampai saat ini, WIR Group terus berinovasi dan berupaya menjadi pionir di berbagai bidang usahanya. Salah satu anak usahanya, Slingshot Group, telah memasarkan produk teknologi Augmented Reality hingga mancanegara. Slingshot sudah meraih berbagai prestasi dan pengakuan dunia, antara lain menjadi Pemenang Best AR Campaign 2015 dan 2016 di Silicon Valley, Amerika Serikat. Perusahaan anyar ini pun telah mengerjakan lebih dari 500 proyek yang tersebar di 20-an negara.

Daniel percaya bahwa untuk bisa tumbuh, perusahaan seharusnya tidak mengotak-kotakkan generasi dengan label tertentu seperti generasi Baby Boomers, X, dan Y atau milenial. Menurutnya, saat ini hanya ada dua macam generasi, yaitu generasi connected dan generasi unconnected. “Di GE (General Electric) itu VP Human Capital-nya sudah seorang oma, tapi pemikirannya sangat modern,” katanya memberikan contoh.

Menurutnya, perusahaan harus bisa bertransformasi. Salah satunya, performance management review tidak lagi dilakukan secara tahunan, tetapi bulanan, bahkan mingguan. Selain itu, struktur perusahaan juga jangan terlalu rigid. Sebab, kaum muda saat ini benci hierarki. “Old giant harus lebih rendah hati, bahwa kondisi sudah berubah,” katanya. (*)

Reportase: Herning Banirestu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved