Management Strategy

Wow, Pasar Industri Konstruksi Indonesia Capai Rp1.000 Triliun per Tahun

Wow, Pasar Industri Konstruksi Indonesia Capai Rp1.000 Triliun per Tahun

Potensi industri konstruksi luar biasa. Lihat saja dari size market konstruksi di Indonesia sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata, M.Eng.SC. mencapai sekitar Rp1.000 triliun per tahun. “Terhitung tahun 2014 – 2019 pasar konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp5.000 triliun,” jelasnya di sela konferensi pers Concrete Show South East Asia (SEA) 2015 di Jakarta (7/10).

Hebatnya, kata Yusid, di tingkat ASEAN, pasar konstruksi Indonesia memberi kontribusi 60-70%. Sedangkan di tingkat Asia, Indonesia berada di posisi ke-4 setelah RRC, Jepang, serta India. Nah, menyongsong diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN per Desember 2015, agar negara kita tidak menjadi penonton saja, maka pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berusaha menyiapkan teknologi dan Sumber Daya Manusia yang mempuni. “Kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri untuk industri konstruksi,” Yaya menegaskan.

“Kegiatan sektor kontruksi merupakan salah satu faktor penggerak dalam sistem pembangunan ekonomi, karena melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik (infrastruktur) dapat meningkatkan sektor ekonomi lainnya,” katanya. Untuk itu, belanja sektor konstruksi di Tanah Air diperkirakan akan meningkat seiring dengan rencana pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia hingga 2019.

Kementerian PUPR juga terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai pembangunan infrastruktur, termasuk pemenuhan perumahan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satunya adalah inisiatif Presiden Joko Widodo melalui program sejuta rumah yang telah di luncurkan pada awal tahun ini. Melalui, program sejuta rumah ini, diharapkan mampu mengurangi backlog 300.000-400.000 rumah per tahun.

Christopher Eve, Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia (no.1 dari kanan) dan irektur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Yusid Toyib, M.Eng. Sc (no.3 dari kanan)

Christopher Eve, Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia (no.1 dari kanan) dan Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata, M.Eng.SC.(no.3 dari kanan)

Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan yang menjadi bahan material yang hampir selalu digunakan pada setiap bangunan. Saat ini, telah terdapat berbagai macam sistem struktur beton pracetak yang telah dikembangkan oleh berbagai perusahaan swasta, Kementerian PUPR, maupun Badan Usaha Milik Negara yang mendukung sektor konstruksi di Indonesia.

Jenis sistem struktur yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah penggunaan sistem beton pracetak dan prategang semakin diminati, karena beton pracetak memiliki keunggulan dibandingkan dengan penggunaan beton bertulang biasa, karena mempunyai kelebihan dalam aspek mutu yang terjaga, waktu pelaksanaan yang cepat, biaya yang ekonomis dan memenuhi konsep pembangunan berkelanjutan.

“Kami berharap teknologi terbaru sistem beton pracetak dan prategang yang terus dikembangkan oleh para pelaku industri beton dan kontsruksi dalam negeri dapat mendukung percepatan pembangunan infrastruktur yang telah dicanangkan Pemerintah, salah satunya mendukung realisasi program pembangunan sejuta rumah,” jelas Yaya.

Untuk merealisasikan rencana ini dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan pihak-pihak terkait, yang kemudian mengarah kepada kebutuhan dan permintaan akan penyediaan platform sebagai ajang bagi para pemain di industri infrastruktur termasuk industri beton pracetak dan prategang untuk bertemu dan saling berinteraksi menjalin networking.

Concrete Show South East Asia (SEA) 2015

Untuk yang ke-3 kalinya PT UBM Pameran Niaga Indonesia kembali akan menyelenggarakan pameran serta konferensi beton dan konstruksi se-Asia Tenggara, Concrete Show South East Asia (SEA) 2015 di Indonesia pada 28-30 Oktober 2015 Jakarta International Expo, Kemayoran. Pameran ini merupakan platform yang tepat bagi para pemain di industri beton dan konstruksi, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara untuk memperluas jaringan dan mengembangkan bisnisnya, serta membawa solusi untuk mendukung rencana program pemerintah dalam peningkatan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia termasuk proyek pembangunan sejuta rumah yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo tahun 2015.

Christopher Eve, Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia, mengungkapkan, “Seiring dengan persiapan sektor konstruksi dan infrastruktur menuju perkembangan lebih lanjut, kebutuhan akan kanal atau platform yang dapat mewadahi berbagai peluang bisnis pun meningkat. Melihat potensi Indonesia sebagai salah satu pasar konstruksi yang berkembang pesat, kami kembali menyelenggarakan Concrete Show South East Asia – pameran yang dikhususkan bagi industri beton dan konstruksi.”

Concrete Show South East Asia 2015 akan menghadirkan berbagai macam produk, jasa dan teknologi beton dan konstruksi, seperti concrete mixer, batching plant, mesin bata ringan, dan teknologi besi beton. Concrete Show South East Asia juga diharapkan dapat menjadi sarana meningkatkan kemampuan dan kualitas bangunan dimana semua pemain utama global di industri ini berkumpul dan berinteraksi. Beberapa diantara peserta pameran hadir untuk memperkenalkan produk dan teknologi terbarunya, seperti Sommer Anlagentechnik GmbH, Weckenmann Anlagentechnik GmbH&Co.Kg dan PT Farrasindo Perkasa.

Selama tiga hari pelaksanaan, Concrete Show South East Asia akan menghadirkan berbagai kegiatan selain pameran seperti Konferensi Industri Pracetak dan Prategang dan Concrete Technology Seminar, di mana acara tersebut menghadirkan pembicara kompeten dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang (AP3I), Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang (IAPPI) dan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) untuk membahas segala aspek mengenai sistem infrastruktur Indonesia antara lain teknologi terbaru dan optimalisasi industri beton pracetak dan prategang untuk merealisasikan program sejuta rumah dan pembangunan infrastruktur jalan sepanjang 3.650 KM.

Akan turut pula diselenggarakan demonstrasi pembuatan rumah instan dengan menggunakan produk beton pracetak dan prategang. Hal ini diharapkan untuk dapat memberikan informasi mengenai pengaplikasian teknologi pracetak dan prategang yang efisien dan peranannya dalam turut merealisasikan program pemerintah.

Concrete Show South East Asia 2015 diikuti oleh lebih dari 200 perusahaan dari 24 negara termasuk Indonesia, Jerman, Italia, Spanyol, Belgium, Turkey, Jepang, Singapura dan Tiongkok. Perusahaan terkemuka dari Indonesia antara lain Wijaya Karya Beton, Waskita Beton Precast, Brantas Abipraya, BASF dan VSL Indonesia juga turut berpartisipasi.

“Bedanya Concrete Show South East Asia 2015 dengan tahun-tahun sebelumnya adalah jumlah peserta lebih banyak dan bervariasi, ada seminar tentang baja yang disinergikan dengan beton. Pameran ini sifatnya business to business untuk mempertemukan buyer dan seller yang bisa ditindaklanjuti ke depannya. Jadi, pameran ini tidak bisa langsung menghasilkan transaksi,” ungkap Christopher saat ditanya target nilai transaksi selama pameran berlangsung. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved