Marketing

Adaptasi Ancol di Era Disrupsi Inovasi

Adaptasi Ancol di Era Disrupsi Inovasi

Persaingan semakin ketat. Jika tidak melakukan perubahan dan inovasi maka siap-siaplah digilas pesaing. Itulah salah satu strategi dalam beradaptasi di era disrupsi inovasi saat ini. Begitu juga dengan Ancol Taman Impian Jakarta terus melakukan revitalisasi dan membuat berbagai terobosan agar wahana rekreasi terbesar di negeri ini bisa tetap diminati pengunjung.

Salah satu adaptasi yang gencar dilakukan Ancol saat ini adalah menggarap media digital dan media sosial (medsos) yang semakin lama semakin powerful. Tengok saja kanal medsos Ancol seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan juga website-nya yang sangat aktif. Dan yang mengelolanya pun adalah anak-anak muda generasi milenial. “Setiap wahana di Ancol memiliki tim khusus media digital yang semuanya dikelola anak-anak muda,” ujar Rika Lestari, Manajer Komunikasi Korporat PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Selain terus menyuguhkan berbagai informasi dan perkembangan seluk beluk Ancol, melalui media digital ini pun, Ancol rajin memberikan wisata edukasi. Maklum setiap wahana di Ancol memiliki ragam edukasi menarik dan menyenangkan yang bisa dinikmati semua kalangan. Contohnya, di Dunia Fantasi (Dufan) banyak wahana yang menggunakan prinsip hukum fisika. Contohnya Roller Coaster menggunakan hukum gerak Newton. Lalu wahana Ontang Anting menggunakan prinsip gaya sentrifugal sehingga sekencang apapun diputar maka akan kembali mendekati porosnya. “Laboratorium terbesar fisika ada di Dufan Ancol,” kata Reynon Vigor Adi Sukma, Manajer Operasional Dufan menjelaskan.

Wisata edukasi inilah yang juga terus didengungkan pihak pengelola Ancol. Termasuk saat Ancol menggelar aktivasi “Blogger & Vlogger Famtrip 2017” beberapa waktu lalu. Para blogger dan vlogger diajak untuk menyusuri pelbagai wahana di Ancol selama dua hari. Mereka diajak mulai dari menggunakan kereta wisata Sato-Sato untuk keliling Ancol. Lalu menyusuri Ocean Dream Samudra, Pasar Seni, Saworld, Allianz Ecopark, Atlantis Water Adventure, Dufan, dsb.

Mengajak para blogger dan vlogger sangatlah efektif, terutama untuk menggaet pengunjung generasi muda alias kaum milenial. Maklum, kaum milenial ini sangat akrab dengan medsos dan telah menjadi bagian dari gaya hidupnya. Kaum milenial ini pun akan menjadi pelanggan setia masa depan Ancol. Terlebih saat mereka sudah berkeluarga, diharapkan Ancol akan menjadi wahana rekreasi pilihannya. Itu sebabnya, Ancol pun sangat jeli untuk melakukan kampanye pemasaran melalui para blogger dan vlogger yang juga rata-rata berasal dari kaum muda.

Tak hanya itu, melalui medsos, Ancol juga rajin melakukan engagement dengan pelanggannya. Contohnya “Promo Medsos” untuk pengunjung Ocean Dream Samudra (ODS). Caranya, pelanggan harus membagikan (share) materi promo/poster “Promo Medsos” melalui medsos yang dimilikinya seperti Twitter, Facebook, dan Instagram. Lalu mereka harus mengirimkan hasil screen capture di medsos tersebut ke email ODS. Nanti, pelanggan akan mendapatkan kode unik untuk mendapatkan potongan harga di loket masuk ODS.

Sebelumnya, Ancol juga menggelar “Challenge Ancol Octopus Dance” yang mengajak para pelanggannya secara beramai-ramai (tim) meniru gaya tarian yang sudah dibuat tim kreatif dari Ancol melalui video. Kemudian, video tarian tersebut diunggah pelanggan di medsosnya seperti Instagram. Tim terbaik mendapatkan hadiah menarik dari Ancol. Aktivasi ini mendapat respon yang baik dengan banyaknya kiriman video dari pelanggan yang menirukan tarian yang asyik tersebut.

Itulah berbagai ikhtiar Ancol dalam beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah seperti saat ini. Hal ini juga sebagai upayanya untuk menyiasati persaingan yang semakin ketat. Seperti kita ketahui, saat ini makin bermunculan wahana rekreasi di berbagai tempat, bahkan di pelosok-pelosok daerah. Ancol pun terus berupaya membuat berbagai terobosan agar tetap menjadi ikon wahana rekreasi di Indonesia dengan mengusung konsep one stop recreation.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved