Marketing zkumparan

Berebut Jasa Perawatan dan Kecantikan Panggilan

Berebut Jasa Perawatan dan Kecantikan Panggilan
Layanan Go-Glam / Foto DailySocial
Layanan Go-Glam / Foto DailySocial

Adakah yang masih ingat falsafah “Ojo gumunan, ojo kagetan, lan ojo dumeh”? Ya, anjuran itu semakin berarti di era dunia baru saat ini. Ketika kemajuan dan akses teknologi semakin canggih, tiba-tiba memang bermunculanlah pilihan dan jenis bisnis baru yang tidak terbayangkan sebelumnya. Jika tidak memegang teguh falsafah yang dipopulerkan oleh Presiden RI kedua, Soeharto, tersebut, bisa-bisa kita akan sering melongo menyaksikan kebaruan-kebaruan yang berlangsung cepat itu.

Salah satu bisnis baru yang menarik dicermati adalah bisnis perawatan dan kecantikan on demand. Mula-mula, pada Oktober 2015 hadir Go-Glam, salah satu layanan Go-Life, lifestyle on-demand mobile platform yang merupakan bagian dari Go-Jek. “Go-Glam hadir sejak Go-Life diluncurkan bersama layanan pijat profesional Go-Massage dan layanan kebersihan Go-Clean;” ungkap Yuanita Agatha, VP Pemasaran Go-Life.

Yuanita merasa bangga sebab baru menjelang empat tahun, Go-Glam telah tersebar di 17 kota di Indonesia dengan lebih dari 1.000 mitra yang sebagian besar berdomisili dan beroperasi di Jabodetabek dan kota besar lainnya seperti Bandung dan Surabaya. “Kami melihat kebutuhan layanan salon on demand kian meningkat sejalan dengan gaya hidup masyarakat yang berubah, di mana pengguna mengharapkan dapat layanan yang cepat, berkualitas, serta memiliki transparansi perihal harga,” lanjut Yuanita menjelaskan.

Ternyata, selang beberapa waktu, muncul Salon by Houzcall (PT Houzcall Teknologi Indonesia), yang juga mengusung konsep salon perawatan dan kecantikan on demand serta beberapa yang lain yang sifatnya masih kecil-kecilan.

“Peluang bisnis salon on demand masih besar,” ungkap David Susanto, CEO Salon by Houzcall. Data Statista menunjukkan, pasar Indonesia untuk segmen personal care masih menggiurkan. Diperkirakan nilai pasarnya mencapai US$ 2,96 juta di tahun 2019, dengan pendapatan pasar beauty & personal care secara keseluruhan sebesar US$ 6,9 juta dengan proyeksi pertumbuhan 5,6% YoY dari tahun 2019 hingga 2023.

Menurut David, jika pelaku usaha dapat memanfaatkan peluang dengan baik, tidak mustahil akan menjadi bisnis besar. Ia mengaku, dari awal langsung tancap gas menggenjot pasar. “Kami tidak ingin kehilangan momentum,” ujarnya.

Hasilnya pun mulai terlihat sekarang. Sebagai ilustrasi, dari 2016 (saat mulai beroperasi) sampai 2019 jumlah pesanan meningkat hingga 12 kali lipat. Selain itu, dikatakan David, Salon by Houzcall juga berhasil mendapatkan 41 ribu pengguna terdaftar yang siap dilayani oleh kurang-lebih 200 mitra. Menurutnya, pencapaian tersebut hasil dari kemauan belajar, kesediaan kerja keras, dan keberaniannya menawarkan nilai tambah sebagai diferensiasinya.

Seperti diketahui, produk dan jasa kecantikan sekarang semakin mudah terjangkau. Selain banyaknya produk kecantikan yang dijual melalui e-commerce dan marketplace, penyedia jasa kecantikan juga semakin beragam. Baik dalam bentuk on demand maupun marketplace. Layanan on demand diisi oleh Salon by Houzcall dan Go-Life (yang memiliki Go-Glam dan Go-Massage). Sementara untuk marketplace ada layanan HelloBeauty dan Mecapan. “Semuanya mencoba menghadirkan pengalaman berbeda dalam jasa perawatan dan kecantikan,” kata David.

Bagi David, salon by Houzcall harus bisa mencari keunikan dan nilai tambah untuk dikenal dan diingat pelanggannya. Maka, ia menekankan bahwa misi yang diembannya adalah meningkatkan kualitas hidup dengan kenyamanan. “Dengan demikian, dibutuhkan mitra-mitra terampil agar konsumen merasakan nilai tambah sekaligus yang diberikannya. Sehingga, mereka tidak hanya akan membantu pengguna tetapi juga mitra-mitra terampil mereka,” ungkap David yang mengusung misi “Menjadikan Hidup Lebih Baik melalui Innovative Solution dalam Beauty, Personal Care, and Wellness”.

Sebagai konsekuensi komitmennya, kata David, pihaknya akan terus meluncurkan solusi produk untuk skincare. Layanan yang tersedia –seperti servis rambut, kuku, waxing, dan pijat– akan terus ditingkatkan. Baginya, yang terpenting sekarang adalah memberdayakan mitra sebagai wujud menjalankan misi usaha. “Dari awal kami punya misi menjadikan hidup lebih baik, bukan hanya di sisi klien, tapi juga mitra,” kata David yang menemukan banyak terapis atau stylist wanita dan ibu rumah tangga. Jadi, banyak dari mereka yang harus meninggalkan anaknya yang masih kecil. Padahal, tak sedikit dari mereka yang tidak bisa menggunakan jasa suster. “Kami hadir untuk membuat para terapis dan stylist ini bisa punya fleksibilitas; mengurus rumah tangga sambil berkarya,” lanjutnya.

Menurut David yang sudah lama berkecimpung di dunia persalonan ini, yang terpenting dalam bisnis ini adalah menjaga kepercayaan pelanggan dengan tidak menerima sembarang terapis atau stylist. “Kami melalui kurasi dulu,” ujarnya. Dari pengalamannya, selama empat tahun ini hanya sekitar 20% yang lolos menjadi mitra.

Yang tak kalah penting adalah standardisasi produk. Misalnya, starter kit, produk yang boleh dipergunakan oleh terapis dan sudah ditentukan terlebih dulu. Intinya, salon by Houzcall harus bisa membuat pelanggan nyaman. Para mitra pun merasa nyaman. Bahkan, mitra boleh menolak melayani klien di tempat asusila, atau boleh menolak jika tempat yang dikunjungi dirasakan tidak nyaman.

Menurut Yuanita dari Go-Life, prinsip penting dari bisnis yang digelutinya adalah memberikan fleksibilitas waktu dan kebebasan multitasking kepada pelanggan. Salah satu contoh, seorang ibu tetap bisa creambath sambil mengawasi anak-anaknya di rumah. Pengguna juga dapat merasakan layanan Go-Glam secara cepat dengan standar SLA, dari pemesanan hingga ke pekerjaan dimulai minimum adalah 30 menit.

Yuanita Agatha, VP Pemasaran Go-Life
Yuanita Agatha, VP Pemasaran Go-Life

Prinsip itu menjadi keunggulan yang ditawarkan kepada pelanggan. Bahkan, demi memastikan kepuasan pelanggan dalam menggunakan layanan Go-Life, pihaknya menyediakan Happiness Guarantee Program, yang menghadirkan tiga janji #JaminanPuas. Tiga jaminan tersebut adalah pengerjaan ulang untuk layanan yang tidak memuaskan, jaminan asuransi untuk kerusakan barang dan kerugian finansial para pengguna, serta jaminan bahwa mitra Go-Life, termasuk Go-Glam, terlatih dan berpengalaman.

Mengenai persyaratan menjadi mitra Go-Glam, Yuanita lebih mengutamakan pengalaman formal dan nonformal di bidang kecantikan (hairdresser, dll.), di samping kriteria dan persyaratan lainnya. Sebagai bentuk kewaspadaan, setiap calon mitra akan diverifikasi kebenaran datanya dan kebersihan catatan perilaku baik, beserta dokumentasi pendukung yang mampu mencerminkan latar belakang profesi atau keahlian. Kemudian, setiap calon mitra juga akan diseleksi dan dinilai kemampuan teknis dan nonteknisnya, yang mengikutsertakan tata cara berkomunikasi. Selebihnya, mitra juga harus lolos tahap seleksi untuk mengikuti proses standardisasi dan aktivasi.

Dari 1.000 lebih mitra Go-Glam, sebagian besar berdomisili dan beroperasi di Jabodetabek dan kota besar lainnya, antara lain Bandung dan Surabaya. Ada lebih dari 25 jenis layanan Go-Glam, termasuk hair treatment,make-up & hair styling, nail, waxing, dan facial care.

Bagi Yuanita, bisnis salon on demand masih berpotensi. Jika menyimak jumlah penduduk dan kesadaran merawat diri yang semakin besar, ia percaya Go-Glam dan merek-merek lain akan tetap survive, bahkan menjadi lebih besar. “Peminat terhadap layanan ini terus meningkat, di mana kami mendapatkan kenaikan jumlah pengguna baru Go-Glam sebanyak 40% di tahun ini,” katanya. Ia optimistis, kebutuhan layanan on demand kecantikan makin meningkat.

Saat ini Go-Glam telah hadir di 17 kota, yaitu Jabodetabek, Bali, Semarang, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Malang, Balikpapan, Medan, Padang, Palembang, dan Samarinda dengan total 25 layanan pilihan. “Ke depan, kami akan terus melakukan ekspansi ke kota-kota besar di Indonesia yang telah memiliki layanan Go-Jek, terutama untuk layanan favorit seperti blow out, manikur & pedikur, creambath, dan hair styling,” kata Yuanita. (*)

Dyah Hasto Palupi/Nisrina Salma

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved