Marketing

Bisnis Kurir Siap Hadapi Isu Pembatasan BBM

Bisnis Kurir Siap Hadapi Isu Pembatasan BBM

CitoXpress

Isu kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin marak dianggap tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis kurir kargo dan logistik di Indonesia. Setidaknya itu yang dirasakan oleh CitoXpress.

Mike Ar Rachman, Vice President Marketing dan Customer Service CitoXpress, mengatakan, kebutuhan akan jasa kurir kargo dan logistik yang semakin vital menjadi alasan kuat bahwa bisnis ini akan mampu bertahan. Menurutnya, kenaikan BBM bukan hal yang baru termasuk bila dilakukan dalam bentuk pembatasan BBM. Bisnis tersebut bisa terus berjalan dengan baik selama pelaku bisnis bisa menyikapinya dengan cerdas.

Namun, ia tidak menampik bahwa bisnis kurir kargo dan logistik yang aktivitas operasionalnya banyak bergantung pada pergerakan transportasi memang tidak bisa lepas dari kebutuhan terhadap BBM, di mana kebijakan pembatasan BBM bisa saja berakibat pada pembengkakan kenaikan biaya operasional.

Menurut Mike, biaya operasional yang naik pada satu titik tertentu akan memaksa para pelaku bisnis kurir kargo dan logistik untuk menaikkan tarif. “Hal itu adalah sebuah pilihan yang tidak bisa dihindarkan karena untuk menjaga keseimbangan antara biaya operasional dengan pendapatan. Kami yang memulai perjalanan bisnis sejak 1990 sudah pernah melewati masa krisis ekonomi pada 1997 – 1998 dengan baik tanpa kehilangan pertumbuhan bisnis,” jelasnya.

Bisnis kurir kargo merupakan bisnis yang masih menggiurkan di Tanah Air. Data Asosiasi Jasa Pengiriman Express Indonesia (ASPERINDO) menyebutkan, saat ini terdapat 500 perusahaan yang terdaftar. Angka ini bisa saja membengkak dengan menimbang perusahaan sejenis yang belum terdaftar.

Mike menegaskan, siap untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam bisnis ini termasuk dengan kondisi pembatasan BBM. Berdasarkan data penjualan 2011, mayoritas pelanggan CitoXpress berasal dari perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dengan persyaratan ketelitian dan intensitas yang tinggi dalam operasional pengiriman seperti perbankan, asuransi, leasing, sekuritas dan sebagainya. “Kami mempunyai motto Service Priority yang berarti selalu mengutamakan solusi layanan kepada pelanggan, karakter ini akan membantu kami dalam menghadapi efek pembatasan BBM terhadap kondisi pasar,” Mike menambahkan. (Ario Fajar/EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved