Business Research Marketing Trends zkumparan

Cara Mondelez Baca Perilaku Konsumen Lewat Pola Ngemil

Sebagai salah satu pemain dalam industri FMCG, Mondelez International paham bagaimana untuk terus membesarkan market share, khususnya untuk produk makanan ringan atau camilan di Indonesia.

Perusahaan yang membesarkan beberapa merek makanan ringan, cokelat dan biskuit seperti Oreo, Belvita dan Cadbury itu melakukan riset dengan tema “Snacking Habit Report: Indonesia” 2017.

Survei dilakukan terhadap 1500 konsumen dewasa di Indonesia dan 500 orang ibu rumah tangga dengan usia anak 3-12 tahun. Hasil riset itu memberikan beberapa catatan menarik soal pola konsumsi camilan masyarakat Indonesia.

Pertama, rata-rata 1 dari 3 masyarakat Indonesia mengonsumsi lebih dari 3 camilan per hari yang dikonsumsi di antara waktu makan tiga kali sehari. Macam camilan yang dikonsumsi mulai dari makanan lokal atau tradisional hingga makanan ringan kemasan.

Kedua, masyarakat Indonesia menjalankan 11 jam kerja per harinya, karena adanya kemacetan lalu lintas di kota-kota besar yang mengakibatkan jam makan malam jadi lebih larut. Hal ini berimbas pada adanya kebiasaan mengemil dikala macet.

Ketiga, hanya 36% masyarakat yang mengonsumsi camilan seorang diri, karena bagi masyarakat indonesia camilan merupakan perekat interaksi sosial. Camilan yang memanjakan (treat), dilihat sebagai sesuatu yang dilakukan bersama-sama sebagai aktivitas sosial.

Keempat, sebanyak 20% masyarakat indonesia mencari makanan yang lebih sehat dengan kandungan vitamin dan mineral yang lebih banyak. Biskuit menjadi salah satu pilihan lebih sehat dibandingkan camilan lainnya, menjadikan biskuit makanan yang paling banyak dikonsumsi dibandingkan camilan lainnya.

Kelima, kelompok heavy snacker (konsumer yang konsumsi camilan tiga kali sehari) ternyata lebih besar dari kelompok laki-laki 35%, lalu wanita 30%. Sisanya adalah kelompok light snacker (konsumen yang konsumsi camilan kurang dari tiga kali sehari). Keenam, 56% masyarakat membeli camilan tanpa perencanaan sebelumnya (impulsif).

Khrisma Fitriasari, Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia, mengatakan, mengemil sudah menjadi budaya yang melekat dengan masyarakat Indonesia, meskipun sekarang ramai orang merasa mengonsumsi camilan sebagai perilaku yang kurang sehat,.

“Oleh karena itu kami ingin terus edukasi masyrakat bahwa ngemil bisa dilakukan dengan cara yang cermat dan seimbang, sehingga yang didapat adalah manfaat yang baik, kedepan kami akan adakan forum seperti Snack Talk ini secara rutin untuk sosialisasikan hal tersebut,” ujarnya.

Tara de Thouars, ahli psikologi klinis yang berfokus pada diet dan pola makan, menekankan bahwa justru dengan pola makan dan ngemil yang tepat akan menghindarkan orang dari kecenderungan konsumsi makanan berlebih. “Caranya ciptakan hubungan emosional yang positif dengan camilan itu sendiri, jadi jangan mengemil karena sedang dalam kondisi stres, justru lebih baik saat kita rileks dan sadar mengapa kita butuh ngemil saat itu,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved