Marketing

Citi Priority Bidik Pasar Anak Muda

ief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia Batara Sianturi

ief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia Batara Sianturi

Hasil survey antara Bank Citi Indonesia (Citi Indonesia) bersama BDRC Asia menemukan bahwa di kalangan profesional dan pengusaha muda di rentang usia 21-45 tahun memiliki prioritas investasi keuangan yang berbeda-beda. Mereka yang berusia 21-30 tahun mengutamakan pengeluaran untuk gaya hidup, sedangkan untuk investasi belum menjadi prioritas utama.

Dengan lebih dari 100 ribu nasabah di Indonesia, di mana jumlah nasabah muda mencapai 12%, Citi Indonesia meluncurkan City Priority. Produk baru tersebut merupakan layanan perbankan untuk nasabah dengan rekening Rp 300 juta.

Harapannya, dengan City Priority nasabah kategori muda atau kisaran usia 21-45 tahun dapat naik hingga lima kali lipatnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Retail Bank Head Citi Indonesia, Harsya Prasetyo, di depan awak media saat peluncuran City Priority di Jakarta (7/9/2016).

Bedanya dengan produk Citi Gold, produk City Priority hanya dikhususkan untuk untuk nasabah dengan simpanan minimal Rp 300 juta. Semantara Citi Gold, adalah layanan bagi nasabah Citi Indonesia dengan nominal rekening minimal Rp 1 miliar.

“City Priority memiliki tiga pilar utama, yaitu, akses ke tim personal bankers, digital and global banking serta appreciation and digital reward,” lanjut Harsya.

Sementara itu, terkait produk baru Citi Indonesia, Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia, Batara Sianturi optimis, layanan priority banking yang baru diluncurkan akan disambut positif oleh para nasabah.

Batara berpendapat, produk tersebut dalam rangka mengukuhkan posisi Citi Indonesia sebagai bank berskala global yang ingin menjawab aspirasi nasabah dan memperluas portfolio layanan perbankan. Khususnya untuk segmen profesional dan pengusaha muda.

Berdasarkan data dari Citi Global Qualitative Consumer Portrait di wilayah Amerika Latin, Asia Pasifik termasuk Indonesia Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Secara garis besar pertumbuhan profesional dan pengusaha muda usia 24-45 tahun menunjukan tren yang sama. Menghabiskan penghasilan mereka untuk gaya hidup dan melupakan investasi.

“Diramalkan pada tahun 2020 Indonesia akan menjadi negara ke 8 sebagai negara berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dunia yang menggantikan Italia dan menjadi nomor 4 menggantikan Jepang pada 2030,” jelas Batara.

Karena itu, jika generasi muda tidak dibekali dengan pola investasi finansial dan prioritas yang tepat, maka perilaku mereka akan semakin konsumtif dan menjauhkan dari pencapaian prioritas yang seharusnya dimiliki oleh profesional dan pengusaha muda sukses tersebut. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved