Marketing Strategy

Indonesia dan Singapura Jadi Tulang Punggung Penjualan Grup Crowne

Indonesia dan Singapura Jadi Tulang Punggung Penjualan Grup Crowne

Iwan Sunito, CEO Crown Group Holding

Iwan Sunito, CEO Crown Group Holding

Crown Group Holdings (Crown Group) mengaku Indonesia dan Singapura adalah tulang punggung bagi Crown Group di kawasan Asia Tenggara. Perusahaan yang didirikan oleh seorang arsitek bernama Iwan Sunito dan seorang insinyur asal Surabaya, Paul Sathio tahun 1994 ini, mengkhususkan diri dalam pengembangan properti, investasi properti dan hotel.

Menurut Iwan, saat ini pasar Indonesia masih menjadi yang terbesar untuk pasar properti Australia di kawasan Asia Tenggara.

”Saya melihat potensi yang luar biasa di kawasan Asia Tenggara terutama untuk Indonesia dan Singapura. Ini terbukti dari keberhasilan kami tahun lalu ketika meluncurkan Sydney by Crown secara Global. Perkembangan kantor kami di Singapura juga telah berjalan sesuai dengan apa yang telah kami rencanakan sebelumnya ketika pertama kali kami mendirikannya tahun lalu,” tambah Iwan yang menjabat sebagai CEO Crown Group Holdings.

Sementara itu, Crown Group Country Director Singapore, Karen Chia, menegaskan bahwa saat ini pasar Singapura terus menguat dan akan bersaing dengan Indonesia sebagai pasar utama untuk produk-produk Crown Group di Asia Tenggara. Menurutnya, dengan arsitektur dan kualitas pengerjaan yang Crown Group tawarkan, membuat para investor Singapura berupaya engakuisisi properti mereka di beberapa lokasi terbaik di Sydney.

“Perlu dicatat bahwa penawaran produk terbaru kami di Singapura – Sydney by Crown telah dinominasikan dan memenangkan People’s Choice Award sebagai properti yang paling populer untuk kategori Australia, yang diselenggarakan oleh iProperty.com,” ungkap Karen.

Apalagi, Karen melanjutkan, dengan nilai tukar mata uang antara AUD dan SGD yang sangat kompetitif saat ini, telah membuat banyak investor Singapura mempertimbangkan investasi nya di Sydney. Hal ini juga didorong oleh relatif mudah nya para investor untuk mengakses bank lokal Singapura dalam mendapatkan hipotek untuk investasi properti di Sydney. Sehingga banyak investor tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Sydney, terutama setelah terpilih sebagai kota paling layak huni di dunia hasil sebagai survei oleh PwC pada tahun 2014.

Lebih jauh, Karen menjelaskan, secara mendasar ada banyak kemiripan karakter dari pembeli produk Crown Group di Indonesia dan Singapura, tetapi yang menjadi pembeda adalah regulasi pemerintah masing-masing negara dan nilai tukar mata uang Indonesia dan Singapura terhadap AUS$. Pemerintah Singapura memperkenalkan beberapa langkah pada tahun 2013 untuk mengontrol spekulasi di pasar properti Singapura.

Salah satunya adalah pajak tambahan bagi pembeli cap dan batas loan-to-value yang lebih ketat. Pajak bagi penjual juga dikenakan untuk mencegah aktivitas spekulasi jangka pendek di pasar properti. Ini telah menjadi periode yang penuh tantangan dalam pasar properti Singapura baru-baru ini. Hal tersebut yang memberikan peluang bagi Karen dan tim Crown Group dalam memasarkan produk-produk mereka di Singapura. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved