Marketing Strategy

Dorong Pertumbuhan Dana Kelolaan, Mandiri Luncurkan Produk DPLK

Dorong Pertumbuhan Dana Kelolaan, Mandiri Luncurkan Produk DPLK

Mandiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( Mandiri DPLK) meluncurkan produk Mandiri DPLK Smile untuk mendorong pertumbuhan peserta dan dana kelolaan. Hingga 31 Desember 2014, jumlah dana kelolaan Mandiri DPLK mencapai Rp 3,69 triliun, meningkat 1,659% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tetapi, peningkatan tersebut tidak diikuti oleh tren kepesertaan individual yang memperlihatkan penurunan dari tahun 2012 sampai tahun 2014.

IMG_20150304_190111

“Tren menurun di korporasi. Mengenai penurunan kemungkinan menunggu BPJS Ketenagakerjaan. Dilihat year on year pasti mengalami penurunan, tapi kami belum melihat datanya,” ujar Rudi Rahman, Direktur Mandiri DPLK. Hampir setiap nasabah yang pensiun itu tidak mau memiliki produk dana pensiun double, lebih baik mereka menunggu sebentar keputusan dari BPJS Ketenagakerjaan. “Kami akan masuk ke individual yang secara korporasi menurun untuk dana pensiunnya. Individual belum memiliki asuransi. Dengan Smile ini fokus kami hanya ke individual dengan target first employee,” terangnya.

Potensi bisnis DPLK besar sekali. Sesuai data dari OJK ada 121 juta tenaga produktif, dan Smile juga sudah mendapat persetujuan PAB dari Bank Indonesia. Hal ini merupakan potensi bagi DPLK untuk mengembangkan produk di segmen retail, serta produk Smile juga sudah dapat dijumpai di seluruh jaringan Bank Mandiri. Tetapi, pada saat ini Mandiri akan mengadakan evaluasi terlebih dahulu di Jakarta selama 2 sampai 3 bulan, setelah itu akan mencoba untuk keluar Jakarta.

“Secara proyek nanti juga akan diperluas ke Timur. Di Jakarta ini pemahaman terhadap DPLK masih sama. Nanti kami evaluasi bagaimana sistem, pemahaman dan tanggapan nasabah terhadap produk kami,” dia menguraikan. .

Target Mandiri Smile di tahun ini berkisar 92.880 peserta. Rudi berharap, peserta dapat meningkat lagi karena mesin yang bekerja sudah optimal di cabang-cabang Bank Mandiri. Asetnya belum terlalu besar, target AUM-nya kurang lebih Rp 500 miliar.

“Target individu belum terlalu besar tahun ini, kami harapkan tumbuh 92 ribu nasabah dan 30-40% dari individu. Kami juga masih berharap dari korporasi,” jelas Rudi.

Menurutnya, saat ini individual belum terlalu ekspansi besar, dan ia berharap ini akan bergeser karena individual lebih sustain. “Kalau mereka keluar dari perusahaan, biasanya dicairkan, cenderung begitu. Harapan kani memang belum terlalu tinggi untuk Smile individual. Untuk kami, sustainable growth itu lebih menguntungkan,” tutupnya.

Salah satu keuntungan menggunakan produk Smile adalah produk ini individu mengombinasikan produk DPLK dengan produk asuransi, tetapi tidak di bebankan kepada masyarakat. Peserta mendapatkan gratis, tidak dikenakan biaya tambahan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved